Tradisi Sembahyang Umat Budha (Studi Kasus Vihara Dharma Bhakti Gampong Peunayaong Kecamatan Kuta Alama Banda Aceh)

Safari Maulidan, 321103057 (2016) Tradisi Sembahyang Umat Budha (Studi Kasus Vihara Dharma Bhakti Gampong Peunayaong Kecamatan Kuta Alama Banda Aceh). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Mengenai tentang Tradisi Sembahyang]
Preview
Text (Mengenai tentang Tradisi Sembahyang)
DATA PDF.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (283kB) | Preview

Abstract

Sembahyang adalah suatu bentuk kegiatan keagamaan yang menghendaki terjalinnya hubungan dengan Tuhan, Dewa, roh atau kekuatan gaib yang dipuja, dengan melakukan kegiatan yang disengaja. Sembahyang dilakukan dalam rangka meneladani perjuangan Buddha dalam hidup yaitu penyesalan, pertobatan, menghormati, memuliakan dan mengasihi semua makluk. Tradisi Sembahyang umat Buddha merupakan anjuran yang terdapat dalam Kitab Suci Tripitaka. Pada dasarnya aturan-aturan yang berlaku dalam Sembahyang Agama Buddha sama dengan agama-agama lain hanya tatacara dan sikap yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah field research yaitu penelitian langsung yang dilakukan di Vihara Buddha Dharma Bhakti Banda Aceh. Data yang didapatkan penulis dengan teknik dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan berpedoman pada buku Karya ilmiah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh edisi tahun 2013. Berdasarkan hasil temuan penelitian yang didapatkan bahwa Sembahyang dalam Agama Buddha merupakan suatu anjuran yang diwajibkan kepada penganut Kitab Tripitaka karena Sembahyang yang dilakukan oleh umat Buddha merupakan sebuah kegiatan yang sudah turun-temurun dari petua-petua Buddha atau sudah menjadi tradisi bagi umat Buddha untuk melaksanakan Sembahyang, sehingga kegiatan tersebut menjadi rutin dilakukan sampai sekarang. Agama Buddha pelaksanaan Sembahyang menerapkan berbagai aturan seperti tatacara, urutan Sembahyang dan menerapkan aturan ketat mengenai apa saja yang harus disediakan. Dalam ajaran kependetaan Buddha dilarang umatnya memakan daging, namun ajaran tersebut tidak dipatuhi oleh umat Buddha di Aceh (belum mengikuti ajaran kependetaan Buddha) karena kenyataan nya umat Buddha di Aceh masih memakan daging. Ketika melakukan Sembahyang harus menjunjung tinggi bagaimana berperilaku atau beretika saat melaksanakan Sembahyang seperti sopan santun, menjaga tata tertip Sembahyang. Pelaksanaan Sembahyang tidak hanya menjalankan apa yang di anjurkan tetapi harus juga mengikuti apa yang tidak dianjurkan (larangan) dalam Sembahyang, seperti saat sedang melakukan Sembahyang tidak menggunakan celana pendek, harus mematikan alat komunikasi dalam bentuk apapun dan tidak membuat keributan saat pelaksaan Sembahyang.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : 1. Dr. Damanhuri Basyi, MA 2. Drs. Djalil Ya’cob, MA
Uncontrolled Keywords: Tradisi Sembahyang
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Ilmu Perbandingan Agama
Depositing User: Safari Maulidan
Date Deposited: 15 Jan 2018 08:52
Last Modified: 15 Jan 2018 08:52
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/2222

Actions (login required)

View Item
View Item