Muhammad Husni Bin Ismail, 341303431 (2018) Bai'at menurut Para Mufassir. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Bai'at Menurut Para Mufassir.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.
Download (3MB) | Preview
Form B dan Form D.pdf
Download (1MB) | Preview
Abstract
Al-Qur’an berisi Firman Allah swt dengan keindahan bahasa dan ragam kata-kata yang terdapat di dalamnya. Diantara mukjizat ayat al-Quran yang dikaji oleh penulis adalah pada ayat-ayat yang berbicara tentang bai’at. Tetapi penulis hanya akan membatasi hanya 3 ayat sahaja yang berkaitan dengan bai’at berjanji setia dalam ruang lingkup bai’at kepimpinan. Tiga ayat tersebut adalah dari surat Al-Fath ayat 10 dan 18 serta surat Al-Mumtahanah ayat 12. Bai’at merupakan salah satu cara dalam menampakkan bentuk ketaatan seseorang terhadap pemimpinya. Pemahaman yang tidak utuh terhadap bai’at dapat menimbulkan fitnah di antara umat islam. Kita melihat ada dua kelompok yang bersikap zalim terhadap bai’at. Pertama, ada yang menyalahgunakan bai’at, seperti berbai’at kemudian mengkhianati bai’at tersebut. Kedua, ada pula di antara umat islam yang sama sekali anti bai’at, bahkan sangat alergi dengan istilah bai’at. Bahkan ada yang menyangkal bahwa bai’at tidak ada pensyariatannya dalam agama baik al-Quran maupun sunnah. Penulis menafsirkan ayat-ayat tentang bai’at menggunakan tiga buah kita tafsir yang populer untuk dijadikan rujukan dan serta melihat cara penafsiran tiga buah tafsir ini. Tafsir tersebut adalah Tafsir Imam Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran dan Tafsir Al Azhar. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan penafsiran ayat-ayat tentang bai’at serta melihat cara penafsiran oleh para mufassir yang di pilih oleh penulis dan supaya dapat memberi kefahaman tentang bai’at. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (libraryresearch), di samping itu juga menggunakan metode mauḍū’ī untuk menghimpun ayat-ayat yang membicarakan tentang bai’at. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat bai’at sama artinya dengan surat An-Nisa ayat 80 yakni “barangsiapa yang mentaati rasul, maka dia telah mentaati Allah”. Sayyid Qutb berpendapat Allah menhadiri bai’at dan Allah pemilik bai’at tersebut. Sayyid Qutb juga menegaskan bai’at haruslah bersandarkan kepada syariat Allah, bukan atas kehendak pemimpin. Buya Hamka berpendapat bahwa bai’at ini dilakukan pada saat penting dan genting. Ketiga-tiga para mufassir juga berpendapat sesiapa yang mematuhi bai’at, Allah akan memberikan ganjaran yang besar manakala sesiapa yang mengkhianati bai’at akan mendapat murka dan dosa yang besar dari Allah.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | pembimbing: 1.Dr. Samsul Bahri M.Ag 2.Zainuddin M.Ag |
Uncontrolled Keywords: | pempinan, janji setia, metode penafsiran |
Subjects: | 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.2 Politik |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | MUHAMMAD HUSNI ISMAIL |
Date Deposited: | 13 Apr 2018 09:38 |
Last Modified: | 13 Apr 2018 09:38 |
URI: | https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3497 |