Tajassus menurut Perspektif Al-Qur’an dalam Tafsir Al-Mishbah

Mohamad Hafiz Bin Adnan, 341103142 (2017) Tajassus menurut Perspektif Al-Qur’an dalam Tafsir Al-Mishbah. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas tentang Tajassus]
Preview
Text (Membahas tentang Tajassus)
Mohamad Hafiz Bin Adnan.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Membahas tentang Tajassus]
Preview
Text (Membahas tentang Tajassus)
Form B dan Form D.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (590kB) | Preview

Abstract

Al-Qur’an mengajar manusia untuk melakukan kebaikan dengan melaksanakan segala perintah dan menyuruh untuk meninggalkan segala larangannya. Hal ini secara langsung dapat meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt. dan meningkatkan kesejahteraan antar manusia dengan manusia lainnya sebagaimana firman Allah Swt di dalam surah al-Hujurat ayat 13. Konsep Tajassus merupakan asas kepada keperluan suatu mata-mata untuk mencegah hal munkar daripada terjadi melalui penyampaian maklumat kepada pihak yang bertanggungjawab jika kita sendiri tidak terdaya mencegahnya supaya perbuatan munkar itu dapat dihapuskan. Aspek yang dicari dalam “tajassus” adalah satu perbuatan memata-matai yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu terutamanya pihak pemerintah. Kata tajassus diambil dari kata jassa, yaitu mencari sesuatu dengan cara tersembunyi. Namun, berdasarkan beberapa dalil secara jelas agama Islam mengatakan bahwa tajassus merupakan suatu perbuatan yang dilarang dalam agama Islam. Malah tidak kurang juga penafsiran-penafsiran yang dilakukan oleh kebanyakan mufassir yang mengatakan perbuatan ini adalah perbuatan yang menyalahi apa yang dituntun oleh agama, tanpa ada pengecualian atau berdasarkan alasan apa sekalipun, baik itu dari tafsir klasik, maupun tafsir kontemporer. Akan tetapi menurut pandangan dan pemahaman M. Quraish Shihab menerusi Tafsir al-Mishbah menjelaskan bahwa tajassus dibolehkan berdasarkan kepada kemashlahatan umum atau negara. Hal ini diperjelaskan secara terperinci dalam menentukan kebolehupayaan dalam melakukan tajassus kepada masyarakat. Hasil penelitian ini mendapati bahwa pemahaman tajassus menurut pandangan M. Quraish Shihab hanya tertumpu kepada kemashlahatan negara saja tanpa melihat kepada aspek yang lain. Dengan ini, secara kesimpulannya bahawa tajassus menurut pandangan M. Quraish Shihab adalah tidak dibolehkan, dan menepati dengan penjelasan dari mufassir yang lain dari aspek tajassus terhadap individu. Namun bagi kemashlahatan negara atau umum, maka ianya dibolehkan berdasarkan hal-hal yang tidak menjejaskan tajassus sehingga boleh mendatangkan kemudaratan kepada umat Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1.Muhammad Zaini, M.Ag 2.Zainuddin, M. Ag
Uncontrolled Keywords: Tajassus, Al-Qur`an, Tafsir Al-Mishbah
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan > 2X1.4 Kumpulan ayat-ayat dan surat-surat tertentu
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Mohamad Hafiz Bin Adnan
Date Deposited: 21 Feb 2019 09:24
Last Modified: 21 Feb 2019 09:24
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/6612

Actions (login required)

View Item
View Item