Problematika Itśbat Nikah Pasangan Yang Menikah Di Luar Negeri (Studi Kasus Putusan No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna)

Yeni Veradilla, 140101003 (2019) Problematika Itśbat Nikah Pasangan Yang Menikah Di Luar Negeri (Studi Kasus Putusan No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Problematika  Itśbat Nikah Pasangan Yang Menikah Di Luar Negeri (Studi Kasus Putusan No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna)]
Preview
Text (Problematika Itśbat Nikah Pasangan Yang Menikah Di Luar Negeri (Studi Kasus Putusan No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna))
fix.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (11MB) | Preview

Abstract

Pernikahan di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, dalam Pasal 2 ayat (2) menyatakan bahwa setiap perkawinan harus dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) dan masing-masing mendapatkan akta nikah. Bagi para pihak yang ingin mendapatkan akta nikah terhadap pernikahan yang tidak dapat dibuktikan dengan akta nikah dapat mengajukan itṡbat nikah ke Pengadilan Agama atau Mahkamah Syar’iyah yang telah diatur dalam perundang-undangan. Hal ini sebagaimana yang terjadi dalam perkara itṡbat nikah No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna. Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pertimbangan Hakim tentang putusan perkara No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna terkait masalah itṡbat nikah yang menikah di luar negeri dan bagaimana analisis terhadap putusan perkara No. 0089/Pdt.P/2017/MS-Bna terkait masalah itṡbat nikah yang menikah di luar negeri. Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan sebuah penelitian melalui pendekatan yuridis empiris dan menggunakan pengumpulan data lapangan yang dipadukan dengan metode pengumpulan data kepustakaan melalui teknik wawancara dan dokumentasi. Hasilnya adalah pertimbangan hukum yang diambil oleh Hakim itu merujuk pada Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 7 ayat (3) huruf (d) yang menyatakan, bahwa adanya perkawinan yang berlangsung sebelum berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974. Kemudian para Hakim juga melihat adanya pertimbangan lain seperti dalam pernikahan para Pemohon telah dikarunia 3 (tiga) orang anak, para Pemohon telah hidup bersama dengan rukun dan juga bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat tempat para Pemohon berdomisili dengan baik. Namun demikian pertimbangan hukum yang di ambil oleh para Hakim ini bertolak belakang dengan posita pada permohonan itṡbat nikah yang diajukan oleh para Pemohon ke Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh, bahwa antara Pemohon I dengan Pemohon II tidak ada halangan nikah menurut hukum Islam (rukun dan syarat nikah) maupun peraturan Perundang-Undangan yang berlaku dan juga pernikahan ini terjadi pada tahun 2008 di Malaysia. Pertimbangan hukum yang tepat dengan perkara ini adalah Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 7 ayat (3) huruf (e) yang bunyinya sesuai dalam isi posita permohonan yang diajukan oleh para Pemohon ke Mahkamah Syar’iyah Kota Banda Aceh.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing I : Prof. Dr. H. Rusydi Ali Muhammad, SH. Pembimbing II : Husni A. Jalil S.H.I, M.A.
Uncontrolled Keywords: Problematika, Itṡbat Nikah.
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.38 Perbandingan Munakahat dengan Hukum Perkawinan Lain
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Yeni Veradilla Yeni
Date Deposited: 24 Jul 2019 03:27
Last Modified: 24 Jul 2019 03:27
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/9084

Actions (login required)

View Item
View Item