Penafsiran Al-Hayah dan Al-Maut dalam Al-Quran

Dhahiratul Khaira, 150303051 (2019) Penafsiran Al-Hayah dan Al-Maut dalam Al-Quran. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Penafsiran Al-Hayah dan Al-Maut dalam Al-   Quran]
Preview
Text (Penafsiran Al-Hayah dan Al-Maut dalam Al- Quran)
SKRIPSI FULL.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Kehidupan dan kematian merupakan dua hal yang saling berkaitan, al-Qur’an menyebutkan lafaz hayah sebanyak 189 kali, kata maut disebutkan sebanyak 161 kali, dalam penyebutan hayah dan maut, terdapat penyebutan lafaz hayah dan maut secara bersamaan dalam satu ayat disebutkan 145 kali. Di satu sisi terdapat penyebutan hayah terlebih dahulu dari pada maut, di sisi lain al-Qur’an menyebutan maut terlebih dahulu dari pada hayah. Permasalahan inilah yang melatarbelakangi penelitian ini, sehingga penulis merumuskan permasalahan ini dalam dua bentuk pertanyaan yaitu apa makna hayah dan maut dalam al-Qur’an, serta bagaimana rahasia penyebutan hayah terlebih dahulu dari maut dan penyebutan maut terlebih dahulu dari hayah dalam al-Qur’an. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa makna dan rahasia penyebutan hayah terlebih dahulu dari maut dan penyebutan maut terlebih dahulu dari hayah dalam al-Qur’an. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian librabry research, yaitu dengan mengumpulkan data-data dan mengkaji bahan-bahan kepustakaan. Skripsi ini menggunakan metode mawḍū’ī. Adapun hasil penelitian, dalam al-Qur’an lafaz hayah disebutkan 8 makna, yaitu: pertama hayah yang berarti menghidupkan bumi. Kedua, yang berarti kehidupan dunia. Ketiga, yang berarti kehidupan akhirat. Keempat, yang berarti orang yang beriman yang mendapat petunjuk. Kelima, yang berarti salah satu sifat Allah. Keenam, yang berarti memelihara kehidupan. Ketujuh, menghidupkan dengan tujuan agar menjadi pelajaran. Kedelapan, berarti penciptaan awal. Sedangkan makna maut dalam al-Quran terdapat 5 makna yaitu: pertama yang berarti bumi yang kering. Kedua, berarti tidur. Ketiga berarti hilangnya nalar (tidak menerima kebenaran). Keempat berarti hilangnya kekuatan pengetahuan dan kelima yang berarti munculnya ketakutan yang menggerogoti hidup seperti bahaya kematian. Rahasia penyebutan hayah terlebih dahulu karena konteks kehidupan manusia pertama kali yaitu di bumi sedangkan rahasia disebutkan maut terlebih dahulu untuk menunjukkan sisi kelemahan manusia bahwa kehidupan itu pada hakikatnya di awali dengan kematian, selain itu juga untuk membungkam keraguan akan kebangkitan setelah kematian. Jadi semua lafaz yang ada dalam al-Qur’an baik yang disebutkan terdahulu maupun kemudian semuanya memiliki makna dan maksud tersendiri, Maha Suci Allah yang berkuasa atas segala sesuatu.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing 1 : Dr. Muslim Djuned, S.Ag., M.Ag Pembimbing 2 : Furqan, Lc., M.A
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X1 Al-Qur'an dan ilmu yang berkaitan > 2X1.3 Tafsir Al-Qur'an > 2X1.31 Ilmu Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat > S1 Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Dhahiratul Khaira Khaira
Date Deposited: 04 Oct 2019 02:57
Last Modified: 04 Oct 2019 02:57
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/10250

Actions (login required)

View Item
View Item