Hakikat Muallaf yang Layak Menerima Zakat Ananlisis Pendapat Ibnu Qudamah dan Pendapat Imam Nawawi

Harun Arrashid bin Bukhari, 131209705 (2017) Hakikat Muallaf yang Layak Menerima Zakat Ananlisis Pendapat Ibnu Qudamah dan Pendapat Imam Nawawi. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas Muallaf]
Preview
Text (Membahas Muallaf)
Harun Arrashid Bin Bukhari.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Zakat merupakan salah satu instrumen atau pengukuhan ekonomi yang disediakan oleh Islam. Pendistribusian zakat terdapat delapan senif yang layak menerimanya. Salah satunya merupakan senif muallaf. Para ulama berbeda pandangan dalam memahami hakikat muallaf yang layak menerima zakat. Untuk mengkaji masalah ini akan digunakan metode penelitian deskriptif komperatif dan analisis. Berdasarkan metode pengumpulan data ini, penelitian ini dikategorikan penelitian kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Ibnu Qudamah dan Imam Nawawi mempunyai pandangan yang berbeda terkait hakikat muallaf yang layak menerima zakat. Ibnu Qudamah berpendapat muallaf merupakan dari golongan musyrik dan muslim. Hal ini dikarenakan beliau memahami lafaz mu’allafati qulubuhum di dalam surah At-Taubah ayat 60 tersebut merupakan lafaz ẓahir berarti yang dilunakkan tersebut terdiri dari golongan musyrik dan muslim. Menurut Ibnu Qudamah dalil yang qath’ĩ dalalahnya tidak bisa dinasakh oleh pendapat sahabat atau ijtihad yang statusnya lebih rendah dari Alquran. Dan hadis nabi menunjukkan bahwa ketentuan tentang pendistribusian zakat tersebut terdapat dalam ayat Alquran tersebut. Akan tetapi berbeda dengan Imam Nawawi, beliau berpendapat bahwa hakikat muallaf yang layak menerima zakat adalah dari golongan muslim saja. Golongan musyrik pada zaman nabi diberikan pemberian, tetapi bukan diambil dari harta zakat, melainkan dari harta kemaslahatan umat, ganĩmah, atau harta nabi sendiri. Lafaz mu’allafati qulubuhum yang terdapat dalam surah At-Taubah ayat 60 tersebut merupakan lafaz yang ‘amm, maka ditakhsiskan dengan hadis Nabi yang memberikan zakat kepada senif muallaf terdiri dari golongan muslim. Sedangkan yang musyrik terdapat hadis yang masyhũr dan ṣahih nabi memberikan pemberian dari harta nabi sendiri. Hadis tersebut mentakhsiskan golongan musyrik jatahnya bukanlah diambil dari harta zakat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1.Dr. Ridawan Nurdin, MCL. 2.Saifuddin Sakdan, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Hakikat, Muallaf, Menerima Zakat, Zakat
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah > 2X4.14 Zakat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: harun arrashid bukhari
Date Deposited: 24 Oct 2017 08:18
Last Modified: 24 Oct 2017 08:18
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1333

Actions (login required)

View Item
View Item