Model Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Inklusif di SDN 54 Kota Banda Aceh

Afnizar Sopa, 271223069 (2017) Model Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus pada Sekolah Inklusif di SDN 54 Kota Banda Aceh. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas tentang Model Penanganan siswa]
Preview
Text (Membahas tentang Model Penanganan siswa)
AFNIZAR SOPA.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (561kB) | Preview

Abstract

Pendidikan inklusif merupakan penyatuan atau penggabungan anak yang berkebutuhan khusus (penyandang hambatan/cacat) ke dalam program sekolah formal, pendidikan inklusif menjadi salah satu pendidikan alternatif yang ramah bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Di mana ABK dan anak lainnya belajar di dalam kelas yang sama. Fenomena pendidikan inklusif merujuk kepada kebutuhan semua anak dalam mendapatkan pendidikan, tanpa ada perbedaan dalam segi fisik maupun psikis. Tujuan penelitian skripsi ini adalah untuk mengetahui model penanganan ABK pada sekolah inklusif SDN 54 Banda Aceh, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dialami dalam proses penanganan ABK pada sekolah inklusif SDN 54 Banda Aceh dan untuk mengetahui solusi dalam menghadapi hambatan penanganan ABK pada sekolah inklusif SDN 54 Banda Aceh. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wali kelas, dan guru mata pelajaran. Teknik pengambilan sampel dan teknik pengumpulan data adalah melalui, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Pertama, ada tiga model yang digunakan untuk penanganan ABK pada sekolah inklusif yaitu model segregrasi, model integrasi/terpadu dan model pendidikan inklusif. Adapun yang didapatkan di lapangan bahwa model penanganan ABK pada SDN 54 Banda Aceh yaitu menggunakan model pendidikan inklusif saja dimana ABK belajar bersama anak lainnya (normal) di ruang kelas dengan kelas reguler (inklusif penuh) dengan menggunakan kurikulum yang sama. Kedua, hambatan dalam penaganan ABK di sekolah inklusif yaitu; (1) tidak adanya guru bimbingan khusus (GBK). (2) kurangnya anggaran yang disediakan dapat mengakibatkan sarana dan prasarana yang kurang memadai. (3) pandangan masyarakat atau orang tua dari anak-anak normal terhadap pendidikan inklusif memang tidak popular dalam masyarakat, sehingga ABK sering disisihkan atau diabaikan. (4) kualitas guru yang tidak memadai dan memahami proses penanganan terhadap ABK. Ketiga, solusi bagi ABK di sekolah inklusif tersebut kepala sekolah harus memberikan; (1) guru menyediakan waktu luang dan memberikan perhatian khusus untuk menangani ABK setelah jam pelajaran berakhir. (2) guru harus kreatif untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada sehingga proses pendidikan inklusif tetap berjalan dengan lancar. (3) sekolah memberikan penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan inklusif setiap ada rapat wali siswa, sehingga masyarakat atau wali siswa tidak lagi memandang sebelah mata terhadap anak yang mengalami keterbatasan. Sehingga ABK pun memiliki hak yang sama dengan anak normal lainnya. (4) kepala sekolah harus membuat kebijakan mengenai pelatihan guru untuk penanganan anak berkebutuhan khusus.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Fatimah Ibda, M.Si 2. Mumtazul Fikri, MA
Uncontrolled Keywords: Model Penanganan, ABK, Sekolah Inklusif
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.3 Hukum Perkawinan (Munakahat) > 2X4.37 Menyusui dan Mengasuh / Memelihara Anak
Divisions: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan > S1 Manajemen Pendidikan Islam
Depositing User: Marlini Abdurrahman
Date Deposited: 02 Apr 2018 15:14
Last Modified: 02 Apr 2018 15:14
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/3037

Actions (login required)

View Item
View Item