Eksistensi Kitab Kuning Sebagai Bagian dari Bibliografi Islam di Dayah Salafi

Artikel ini bertujuan mengkaji eksistensi kitab kuning yang diajarkan di Dayah Salafi di Aceh Besar serta apa yang mendasarkan Dayah Salafi tersebut menjadikan kitab-kitab kuning tertentu sebagai bahan ajar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur di beberapa Dayah Salafi di Aceh Besar yaitu Dayah Darul Mu’arif al-Istiqamatuddin, Dayah La Tansa, Dayah Teupin Bate, Dayah Muta’allimin, dan Dayah Miftahul Huda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pemilihan kitab-kitab kuning yang diajarkan di dayah lebih berdasarkan kepada tradisi turun temurun dari generasi ke generasi. Selain itu, penentuan kitab-kitab kuning tersebut berada pada otoritas pimpinan Dayah Salafi yang biasanya berdasarkan latar belakang pendidikan dayah mereka sebelumnya. Oleh karena itu, upaya dari pemerintah untuk bisa memasukkan kitab-kitab lainnya sebagai bahan ajar di Dayah Salafi baik itu kitab kuning maupun kitab kontemporer sulit untuk diimplementasikan. Hal ini terbukti dengan adanya penolakan dari Dayah Salafi untuk menggunakan Kitab Subulussalam dan Fadhail al-‘A’mal yang dibagikan secara gratis oleh pemerintah kepada Dayah Salafi. Inventori kitab-kitab kuning yang diajarkan di Dayah Salafi menunjukkan sekitar 50 Kitab Kuning yang aktif digunakan di Dayah Salafi Aceh Besar meliputi bidang Fiqh yang merupakan mayoritas diikuti oleh bidang-bidang Nahwu Sharf, tauhid, taswuf, akhlaq, usul fiqh, tafsir, hadis, ilmu hadis, sejarah, mantiq, dan ilmu bayan.