Kajian Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues Sebagai Referensi Mata Kuliah Etnobiologi

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai obat, baik yang sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan penyakit. Kendala yang dialami mahasiswa dalam pembelajaran materi Kajian Jenis tumbuhan obat tradisional adalah kurangnya referensi yang terkait. Sehingga perlu adanya referensi pembelajaran yang dapat memberi penunjang dengan materi KajianJenis tumbuhan obat tradisional.Tujuan penelitianini untuk mengetahui jenis tumbuhan Obat tradisional, bagian tumbuhan yang digunakan, proses pengolahan tumbuhan obat tradisional di Kecamatan Rikit Gaib, untuk mengetahui kelayakan media yang dihasilkan serta respon mahasiswa terhadap media yang telah dihasilkan. Teknik pengmpulan data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan wawancara struktural, observasi dan dokumentasi. Pengambilan sampel secara Purposive Sampling, jumlah sampel di Kecamatan Rikit Gaib Kabupaten Gayo Lues adalah 26 responden. Hasil Penelitian diketahui bahwa di Kecamatan Rikit Gaib terdapat 79 jenis tumbuhan obat, yang tergolong dalam 42 family. Bagian tumbuhan yang di manfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Rikit Gaib yaitu daun 48%, buah 15%, akar 9%, bunga 7%, getah dan biji masing-masing 3%, batang, suing dan kulit buah masing-masing 2%, dan seluruh bagian dan kulit batang 1%. Terdapat beberapa proses pengolahan tumbuhan obat oleh masyarakat Kecamatan Rikit Gaib yaitu direbus 30%, diremas 14%, dihaluskan 13%, diseduh 9%, ditumbuk 7%, diparut, diperas dan tanpa diramu masing-masing 4%, dikeringkan, digoreng masing-masing 3%, dibakar 2% dan dijemur, diris dan dipanggang masing-masing 1%. Persentase uji kelayakan buku saku diperoleh hasil 90,25 % dengan kriteria sangat layak direkomendasikan sebagai salah satu referensi materi Kajian Jenis Tumbuhan Obat Tradisional pada mata kuliah etnobiologi. Hasil respon mahasiswa diperoleh total persentase yaitu 92,9 % dengan kriteria sangat positif, data tersebut membuktikan bahwa media pembelajaran buku saku dapat menjadi referensi bagi mahasiswa.