Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMA/MA

Komunikasi matematis merupakan suatu cara siswa untuk mengungkapkan ide-ide matematis mereka baik secara lisan, tulisan, gambar diagram mengungkapkan benda, menyajikan dalam bentuk aljabar, atau menggunakan simbol matematika. Komunikasi matematis adalah suatu peristiwa dialog atau saling berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, di mana terjadi pengalihan pesan, dan pesan tersebut berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa. Dari hasil tes kempuan awal diperoleh rata-rata persentase skor awal kemampuan komunikasi matematis siswa pada indikator menyatkan benda-benda nyata, situasi dan peristiwa sehari-hari kedalam ide matematika memperoleh persenatase sebanyak 36,32% sedangkan indikator menjelaskan ide matematika memperoleh persenatase sebanyak 29,87%. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa masih kurang. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT). Model Numbered Head Together (NHT) memiliki empat tahapan meliputi: Numbering, Queationing, Head Together, dan Answering. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kemampuan komunikasi matematis setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siswa kelas X MAN? (2) Apakah kemampuan komunikasi matematis yang dibelajarkan dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) lebih baik dari pada komunikasi matematis yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X MAN? Rancangan penelitian bersifat eksperimen dengan desain pretest postest group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Aceh Barat Daya. Pada penelitian ini sampelnya terdiri dari dua kelas yaitu kelas kelas X IS-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X IS-2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan tes kemampuan komunikasi matematis. diperoleh bahwa Berikut ini adalah persentase kemampuan komunikasi matematis siswa untuk setiap indikator: indikator menyatakan benda-benda nyata, situasi, dan peristiwa sehari-hari kedalam ide-ide matematika untuk kelas eksperimen diperoleh sebasar 96% dan untuk kelas kontrol diperoleh informasi 88%. Untuk indikator menjelaskan ide dan model matematika untuk kelas eksperimen diperoleh sebasar 83% dan untuk kelas kontrol diperoleh informasi 74%. Untuk indikator menjelaskan matematika yang telah di pelajari untuk kelas eksperimen diperoleh sebasar 96% dan untuk kelas kontrol diperoleh informasi 69%. jadi untuk setiap persentase indikator kemampuan komunikasi matematis lebih tinggi kelas eskperimen dibandingkan dengan kelas kontol dan hasil penelitian berdasarkan t_(hitung )>t_(tabel )yaitu 5,02 >1.67 maka H_0 di tolak dan H_1 yang di terima dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvension