Pembatalan Nikah Karena Rekayasa oleh Suami (Analisis Terhadap Putusan Nomor 053/Pdt.G/2015/Ms-Jth)

Pembatalan pernikahan menurut kamus hukum adalah: suatu tindakan pembatalan suatu pernikahan yang tidak mempunyai akibat hukum yang dikehendaki karena tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh hukum atau Undang-undang. Rumusan masalah penelitian ini, Bagaimana pertimbangan hakim dalam putusan pembatalan nikah karena adanya rekayasa di Mahkamah Syar’iyah Jantho dan Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pertimbangan putusan Pembatalan Nikah di Mahkamah Syar’iyah Jantho pada putusan Nomor 053/Pdt.G/2015/MS-JTH. Dalam Penelitian ini menggunakan metode field research dengan pendekatan kualitatif dan analisi deskriptif. Pengumpulan data dengan teknik dokumentasi dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pertimbangan hakim dalam putusan pembatalan nikah rekayasa oleh suami diputuskan di Mahkamah Syar’ah Jantho berupa memerintahkan Pegawai Pencatan Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara untuk mencoret pencatatan pernikahan Termohon I dengan Termohon II dalam akta nikah, dan membebankan pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.1.266.000, (Satu juta dua ratus enam puluh ribu rupiah).Tinjauan hukum terhadap pertimbangan putusan Pembatalan Nikah dapat dikategorikan sebagai berikut: dilihat dari fiqh Islam pertimbangan tersebut belum sesuai karena tidak dilakukan hukuman ta’zir kepada pelaku, sedangkan menurut perundang-udangan sudah sesuai yakni pencabutan dasar hukum terhadap surat pernikahan rekayasa yang dilakukan oleh termohon I dan termohon 2 karena didasarkan pada ketentuan pasal 24 dan 25 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 71 ayat 1 Kompilasi Hukum Islam pernikahan tersebut dapat dibatalkan.