Peran P2TP2A Dalam Penanganan Kasus Tindak Kekerasan Terhadap Anak Di Gampong Lamjabat Kecamatan Meuraxa Di Kota Banda Aceh

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Banda Aceh merupakan unit yang berada di bawah koordinasi Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Banda Aceh, yang tugas pokok dan fungsi (tupoksi)-nya adalah menindaklanjuti kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran P2TP2A dalam menjalankan tupoksi, dengan ruang lingkup hanya pada kasus kekerasan terhadap anak di Kota Banda Aceh. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak di masyarakat dan peningkatan kasus kekerasan terhadap anak yang dilaporkan ke P2TP2A Kota Banda Aceh. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, peneliti memilih subjek penelitian berdasarkan metode purpossive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa P2TP2A telah melakukan proses tindak lanjut terhadap anak yang mengalami berbagai tindak kekerasan. Namun demikian, peran ini masih belum maksimal, karena terkendala oleh jumlah staf yang masih terbatas pada unit P2TP2A dan bentuk kelembagaan P2TP2A yang seharusnya dijadikan UPTD. Hambatan lain timbul karena belum ada kerjasama dengan seluruh gampong-gampong yang ada, untuk penempatan pengawas khusus jika terjadi tindak kekerasan terhadap anak. Saat ini, baru 11 gampong yang dicanangkan dan sudah ikut dalam Program Kota Layak Anak. Program ini merupakan kerjasama Pemeritnah Kota Banda Aceh dengan P2TP2A dan aparatur gampong. Selain itu, untuk mengatasi terbatasnya jumlah staf, P2TP2A perlu membentuk dan melatih kader di Komunitas Bale Inong masing-masing gampong. Dengan demikian, informasi kepada masyarakat mengenai upaya perlindungan anak terhadap tindak kekerasan dan pemenuhan fasilitas yang diperlukan untuk menjadikan gampong sebagai tempat anak bertumbuh kembang menjadi Gampong Layak Anak, dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan terhadap anak di Kota Banda Aceh.