LafaẒ Huda Dalam Al-Qur’an

Huda dalam al-Qur’an disebutkan dengan beraneka ragam bentuk sesuai dengan peranan yang diharapkan makhluk-Nya. Huda juga memiliki ragam makna misalnya taubat, tauhid, taurat dan lainnya, bukan hanya bermakna petunjuk sebagaimana yang diketahui pada umumnya. Sehingga huda terlihat tidak konsisten dalam pemaknaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana ungkapan lafaz huda di dalam al-Qur’an serta bagaimana penafsiran lafaz huda menurut para mufasir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan metode maudhū’ī. Jenis penelitian penulis menggunakan penelitian studi kepustakaan (library research) yaitu dengan mengumpulkan data-data dan mengkaji bahan-bahan kepustakaan. Sumber data primer yang digunakan adalah al-Qur’an, tafsir al-Munir, al-Maraghi dan tafsir Jalalain. Sumber data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan huda.
Adapun hasil dari penelitian ini, lafaz huda dalam al-Qur’an disebutkan dalam enam macam bentuk, yaitu dalam bentuk fi’lu al-māḍi, fi’lu al-muḍāri’, fi’lu al-amr, maṣdar, ism fā’il dan ism tafḍil. Huda menurut para mufasir memiliki 18 makna yaitu: tsabat (teguh), al-bayan (penerangan), agama, iman, pengetahuan, nabi Muhammad Saw, Rasul, ilham, istirja’, sunnah, al-Irsyad, taubat, iṣlah, hujjah, al-Du’a, al-Qur’an dan Taurat. Namun makna-makna tersebut masih berhubungan, karena makna disesuaikan dengan konteks ayat. Huda makna dasarnya adalah petunjuk, namun, ia masih bersifat umum. Ketika masuk ke dalam sebuah ayat maka huda yang maknanya petunjuk, bisa berubah maknanya menjadi tauhid maksudnya petunjuk berupa tauhid, agama Islam, iman dan lain-lain karena makna disesuaikan dengan konteks ayat.