Living Quran tentang Pengamalan Ayat Seribu Dinar pada Pedagang di Pasar Aceh

Fenomena praktik penggunaan ayat Alquran dalam kehidupan sehari-hari merupakan sebuah objek kajian dalam ilmu living quran, seperti pemfungsian Alquran yang dianggap dapat menjadi obat atau media terapis lainnya. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat di Banda Aceh, banyak ditemukan penggunaan potongan ayat QS. Al-Thalaq: 2-3 atau dikenal dengan nama “ayat seribu dinar” dalam bentuk poster yang dilakukan oleh pedagang di Pasar Aceh. Praktik ini dilakukan karena dipercaya bahwa ayat tersebut dapat memperlancar rezeki para pedagang atau orang-orang yang menjalankan usaha lainnya. Pada dasarnya tidak hanya dalam ayat tersebut dijelaskan mengenai rezeki, bahkan beberapa ayat lainnya juga menjelaskan mengenai rezeki. Di samping itu, juga tidak terdapat dalil baik berupa ayat maupun hadits yang menyebutkan pengamalan QS. Al-Thalaq: 2-3, sebagai ayat yang memperlancar rezeki. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang berbentuk deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian Analisis data dilakukan dengan tiga tahap yaitu reduksi data, data display dan verifikasi atau penarikan kesimpulan. Dari penelitian yang dilakukan, hasil yang didapatkan adalah bahwa para pedagang mendefinisikan ayat seribu dinar sebagai ayat yang memperlancar rezeki dan memberi keselamatan atas pribadi sekaligus kepada profesi yang sedang dijalani. Sedangkan pengamalan yang dilakukan oleh pedagang terhadap ayat tersebut berupa membaca ayat tersebut di waktu-waktu senggang atau membacanya di waktu-waktu tertentu yang telah ditentukan oleh pribadi mereka masing-masing.