Pembaruan Akad Sewa Lahan Tower Seluler Dari Perspektif Akad Ijārah Bi Al-Manfa’at (Studi Kasus Pada PT. Haris Prima Indo)

Industri telekomunikasi berkembang cukup pesat, sebab manfaatnya selalu dibutuhkan masyarakat. Guna menunjang telekomunikasi, diperlukan menara tower seluler yang didirikan pada suatu lahan yang diperjanjikan antara pemilik lahan dan perusahaan yang membangunnya dengan akad Ijārah. Salah satu isi perjanjian antara lain adanya kewajiban bagi pemilik lahan untuk memberitahu secara tertulis dan tidak perlu dilakukan pembaruan akad kepada perusahaan apabila terdapat peralihan kepemilikan atau salah satu pihak meninggal, sehingga terjadi peralihan milik karena kewarisan. Dalam fikih terdapat khilafiah apakah peralihan milik dapat memutus akad ijārah sehingga akad harus diperbarui. Hal ini menarik perhatian penulis untuk meneliti fenomena yang berlaku dalam sewa menyewa lahan tower telekomunikasi. Pertanyaan penulis dalam skripsi ini adalah bagaimana praktik pembaruan akad dan perspektif ilmu fikih terhadap pembaruan akad. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian studi kasus. Data penelitian dikumpulkan dengan cara mengkaji langsung tempat perkara dan subjek yang menjadi penelitian. Hasil dari temuan penelitian menunjukkan bahwa umumnya masyarakat pemilik lahan tidak menuntut pembaruan akad, hal ini dapat dinyatakan berlaku sebagai ‘urf yaitu sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan, sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’.