Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Burnout Pada Guru Komplek Madrasah Terpadu Tungkob Aceh Besar Yang Mengajar Secara Tatap Muka Di Masa Pandemi Covid-19

Selama pandemi belajar tatap muka dengan protokol yang baru menyebabkan tingginya tingkat kecemasan pada guru. Selain itu keacuhan siswa, ketidakpekaan pemilik sekolah, orang tua siswa yang tidak perduli, kurangnya apresiasi lingkungan sekitar terhadap pekerjaan guru, otonom yang hilang adalah penyebab-penyebab terjadinya burnout pada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dengan burnout pada guru komplek madrasah terpadu Tungkob Aceh Besar yang mengajar secara tatap muka di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Skala yang digunakan peneliti berdasarkan aspek-aspek Maslach (2003) yaitu emotional exhaustion, depersonalization, reduced personal accomplishment, dan skala self efficacy berdasarkan dimensi-dimensi dari Badura (1997) yaitu dimensi dimensi level, generality dan stregth. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Stratified random sampling sebanyak 114 guru. Koefesien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar -0,513 dengan p = 0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan negatif antara self efficacy dan burnout pada guru Komplek Madrasah Terpadu Tungkob Aceh besar di yang melakukan pembelajaran tatap muka masa pandemi Covid-19. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi self efficacy, maka semakin rendah burnout. Sebaliknya semakin rendah self efficacy maka semakin tinggi burnout pada guru Komplek Madrasah Terpadu Tungkob Aceh besar di yang melakukan pembelajaran tatap muka masa pandemi Covid-19.