Urgensi Konseling Trauma Terhadap Keluarga Korban KMP Gurita Di Kota Sabang

Setiap individu pada umumnya pemah menghadapi peristiwa buruk, salah satunya kecelakaan kendaraan seperti peristiwa karamnya KMP Gurita yang menyebabkan kehilangan orang yang dicintai sehingga menimbulkan trauma. Trauma menjadi salah satu aspek yang menjadi penghambat seseorang dalam menjalani aktivitas keseharian. Trauma menciptakan ketakutan yang kuat apabila individu menerima stimulus yang memicu munculnya traum. 24 tahun dari peristiwa karamnya KMP Gurita merupakan waktu yang cukup lama bagi seseorang untuk menyembuhkan luka, namun tidak seorang pun mampu menjamin apakah keluarga korban cukup tangguh untuk melawan trauma yang tumbuh. Sehingga muncul keinginan untuk melakukan penelitian lebih mendalam menyangkut konsep diri keluarga korban ditinjau dari trauma keluarga Korban KMP Gurita di Kota Sabang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi psikologis keluarga korban, bentuk trauma keluarga korban, dan urgensi konseling trauma terhadap keluarga korban. Penelian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan metode deskriptif analisis, jenis penelitianfield research. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pengambilan sampel penulis menggunakan teknik purposive sampling dengan junlah (6) responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikologis dari keluarga korban menunjukkan gejala trauma seperti terpukul, sulit untuk berkosentrasi, panik berlebih, mudah terkejut dan bersikap seolah-olah peristiwa tersebut terjadi lagi. Bentuk trauma merupakan trauma psikis sehingga konseling trauma sangat penting untuk keluarga korban KMP Gurita.