Bentuk-Bentuk Bimbingan Islami di Dayah Raudhatul Jadid dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak-Anak di Gampong Kuta Baro Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan

Judul skripsi ini adalah “Bentuk-Bentuk Bimbingan Islami di Dayah Raudhatul Jadid dalam Upaya Pembinaan Akhlak Anak-Anak di Gampong Kuta Baro Kecamatan Meukek Kabupaten Aceh Selatan”. Anak adalah potensi dan modal bagi pembangunan bangsa, karena anak merupakan penerus perjuangan yang akan menghadapi tantangan di masa depan. Anak sering mengalami hambatan atau permasalahan dalam perkembangan serta tumbuhnya sehingga anak tumbuh dari awal yang lemah dan perlu bimbingan dari generasi sebelumnya yaitu orang tua, guru, lingkungan sosial, dan teman bermain. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk-bentuk bimbingan Islami yang di terapkan di Dayah Raudhatul Jadid dalam upaya pembinaan akhlak anak-anak serta bagaimana peluang dan tantangan yang di hadapi Dayah Raudhatul Jadid dalam menerapkan bimbingan Islami dalam upaya pembinaan akhlak anak-anak di Gampong Kuta Baro Kecamatan Meukek kabupaten Aceh Selatan. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah subjek penelitian tujuh orang terdiri dari Pimpinan Dayah, Kabid Keamanan, Kabid Pendidikan, Kabid Ibadah, Kabid Kehakiman, dan dua orang ustadzah bagian Tenaga Pengajar. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini bentuk-bentuk bimbingan yang diterapkan di Dayah Raudhatul Jadid yaitu bentuk pembiasaan zikir melalui ilmu hati dan thariqat dan dengan pembacaan dalail khairat dan barzanji, bentuk nasehat dengan memberikan siraman rohani, menceritakan kisah Nabi, Rasul, dan para sahabat, dan dengan cara muhadharah, bentuk pembacaan Al-Qur’an dengan cara membaca, menghafal, dan memahami maknanya, serta bentuk pembacaan kitab dengan cara membaca dan berdiskusi (mujadalah). Peluang yang didapatkan Dayah Raudhatul Jadid diantaranya mendapat dukungan dari orang tua anak-anak, adanya kemauan dari anak-anak untuk menjadi lebih baik lagi, dan rutin dalam melaksanakan ibadah. Sedangkan tantangannya adalah keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan tenaga pengajar, anak-anak masih kurang fokus dalam beribadah, dan masih bermalas-malasan.