Berebut Kuasa Masjid: Respon Jamaah Masjid Oman Al-Makmur atas Klaim Sesat Jamaah Aswaja

Aceh merupakan sebuah provinsi yang mayoritas masyarakatnya berpaham Ahlussunnah Waljama’ah, oleh sebab itu masyarakat Aceh, pada umumnya sangat menolak ajaran-ajaran yang berpaham selain dari pada Ahlussunnah Waljama’ah. Hal itu menyebabkan banyak terjadi perdebatan-perdebatan yang berkaitan dengan perebutan Masjid disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan tata cara ibadah yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Artikel ini membahas tentang perdebatan yang terjadi antara sekelompok Aswaja dan yang di klaim Wahabi di Masjid Oman Al-Makmur Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekelompok masyarakat dari golongan yang menamakan dirinya Aswaja menuduh masyarakat Lampriet telah mengamalkan ajaran yang berbeda dengan keyakinan Ahlussunnah Waljama’ah, dalam hal ini yaitu paham Wahabi. Oleh karena terjadinya perdebatan tersebut masyarakat gampong Lampriet dan pengurus BKM Masjid bersepakat untuk mengembalikan kembali status “Agung” yang tersemat pada Masjid tersebut kepada Pemerintah Kota Banda Aceh (PEMKO), sehingga kepengurusan Masjid sepenuhnya di tangan warga gampong Lampriet. Pada tahun 2020 terjadi diskusi baru yang mana kepengurusan Masjid diambil alih oleh PEMKO di bawah Dinas Syariat Islam untuk sementara waktu hingga ditemukan solusi final agar bisa meredam konflik tersebut, namun menurut SK geuchiek gampong Bandar Baru, Masjid Al-Makmur tidak lagi berstatus “Agung” tetapi Masjid gampong Lampriet.