Analisis Perbandingan Metode Istinbaṭ Hukum Imam Asy-Syāfi’i dan Muhammad Ibn Jarir Aṭ-Ṭabari Tentang Definisi Ṣalat Jenazah

Laitani Fauzani, 170103009 (2021) Analisis Perbandingan Metode Istinbaṭ Hukum Imam Asy-Syāfi’i dan Muhammad Ibn Jarir Aṭ-Ṭabari Tentang Definisi Ṣalat Jenazah. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Tentang Shalat Jenazah]
Preview
Text (Tentang Shalat Jenazah)
Laitani Fauzani, 170103009, FSH, PMH, 085289634806.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (3MB) | Preview

Abstract

Ṣalat jenazah merupakan salah satu ibadah Ṣalat yang dikerjakan oleh umat muslim yang pelaksanaannya dilakukan tanpa adanya ruku’ dan sujud, yang ditujukan kepada seseorang dari muslim yang meninggal dunia. Ketiadaan ruku’ dan sujud di dalam Ṣalat jenazah kemudian menjadi landasan timbulnya pemahaman yang berbeda terhadap pengertian dari Ṣalat jenazah dikalangan ulama fiqh seperti Imam Asy-Syāfi’i dan Imam Aṭ-Ṭabari. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimana definisi Ṣalat jenazah menurut Imam Syāfi’i dan Muhammad Ibn Jarir Aṭ-Ṭabari dan apa Metode Istinbaṭ Hukum yang digunakan oleh keduanya dalam mendefinisikan Ṣalat jenazah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (libraryresearch) melalui proses membaca, meneliti, dan mengkaji pembahasan-pembahasan yang berkesinambungan dengan penelitian ini. Imam Asy-Syāfi’i dan Imam Aṭ-Ṭabari menggunakan metode istinbaṭbayāniuntuk mengartikan makna Ṣalat jenazah,yakni dengan memahami lafaz tersebut dari segi artinya dalam pemakaian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Imam Syāfi’idan jumhur ulama memaknai lafaz “Ṣalat ” yang terdapat pada Ṣalat jenazah dengan makna haqiqah-nya, mereka mengatakan ṣalat jenazah itu sama saja dengan jenis-jenisṢalat lainnya, tidak menjadi masalah jika pada Ṣalat jenazah tersebut tidak terdapat ruku’ dan sujud. sedangkan Muhammad Ibnu Jarir Aṭ-Ṭabari memaknai lafaz “Ṣalat ” pada Ṣalat jenazah secara majazi,menurutnya ṣalat jenazah itu hanyalah suatu bentuk doa dan istighfar saja dikarenakan tidak adanya ruku’ dan sujud pada pelaksanaannya.Akibat hukum yang ditimbulkan adalah apabila Ṣalat jenazah dimaknai secara haqiqah, maka pelaksanaannya harus disertai dengan bersuci terlebih dahulu, dan apabila dimaknai secara mazaji, maka bersuci bukanlah kewajiban yang harus dilakukan sebelum melaksanakan Ṣalat jenazah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih
200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah > 2X4.12 Shalat > 2X4.121 Shalat Wajib > 2X4.1213 Shalat Jenazah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Laitani Fauzani Laitani
Date Deposited: 08 Apr 2021 03:52
Last Modified: 08 Apr 2021 03:52
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/16798

Actions (login required)

View Item
View Item