Tinjauan Hukum Islam Terhadap Mekanisme Penentuan Margin Pada Akad Pembiayaan Murabahah dalam Merespons Tingkat Bunga BI Rate (Suatu Penelitian Pada Industri Perbankan Syari’ah di Banda Aceh )

Akad pembiayaan pada perbankan syariah di Banda Aceh yang paling banyak digunakan dan diminati oleh nasabah merupakan akad pembiayaan murabahah. Akad murabahah merupakan akad jual beli pembiayaan pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati secara bersama. Penelitian ini mengkaji tentang mekanisme penentuan tingkat margin yang dilakukan oleh perbankan syariah pada akad pembiayaan murabahah. Margin yang ditentukan pada akad pembiayaan murabahah harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan Hukum Islam serta harus stabil. Pertimbangan yang dilakukan dalam penentuan margin agar tetap stabil salah satunya mengacu pada BI Rate yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan mengikuti perkembangan pangsa pasar. Penelitian ini membahas tentang bagaimana kebijakan perbankan syariah di Banda Aceh dalam merespons tingkat bunga BI Rate, bagaimana mekanisme penentuan margin pada akad pembiayaan murabahah dan bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap mekanisme penentuan margin pada akad pembiayaan murabahah. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian kualitatif normatif dan kajian lapangan (field research). Adapun hasil dari penelitian ini adalah akad pembiayaan murabahah yang dijalankan oleh perbankan syariah di Banda Aceh yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip Hukum Islam dan mengikuti fatwa DSN-MUI serta mengikuti kebijakan regulasi yang berlaku. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Bank Aceh Syariah maka margin yang ditetapkan untuk akad pembiayaan murabahah konsumtif yaitu: 10,75% dan akad pembiayaan murabahah produktif yaitu 11 %. Pada BNI Syariah Cabang Banda Aceh dan Bank Syariah Mandiri Cabang Banda Aceh mengikuti margin dari pusat di Jakarta. Saran yang dapat penulis berikan pada penelitian ini adalah perbankan syariah terutama Bank Aceh Syariah dalam menjalankan akad pembiayaan murabahah serta produk-produk akad pembiayaan murabahah tetap benar-benar dijalankan sesuai dengan sistem prinsip-prinsip syariah dan terhindar dari praktek riba. Seperti apa yang telah dianjurkan dalam ketentuan-ketentuan Hukum Islam.