Tarif Dua Harga pada Transaksi Kepemilikan Tiket Vision Seminar Tiens Menurut Konsep Akad Ijarah bi Al-Manfa’ah

Dalam mengembangkan bisnis Multilevel Marketing diperlukan support system yang menyediakan sekolah bisnis untuk para distributornya. Vision Seminar adalah salah satu bentuk alat bantu yang disediakan Onevision, support system perusahaan Tiens. Untuk menghadiri seminar tersebut diperlukan selembar tiket yang didapatkan dari transaksi kepemilikan tiket di kalangan distributor Tiens. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penetapan tarif tiket Vision Seminar di kalangan distributor Tiens Banda Aceh, sebab ditetapkan tarif dengan dua harga pada transaksi kepemilikan tiket Vision Seminar Banda Aceh dan perspektif akad ijārah bi al-manfa‘ah terhadap implementasi transaksi kepemilikan tiket Vision Seminar di kalangan distributor Tiens Banda Aceh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan field research (penelitian lapangan) dan library research (penelitian kepustakaan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penetapan tarif tiket Vision Seminar di kalangan distributor Tiens Banda Aceh adalah mengikuti ketentuan dari Onevision dengan pembayaran yang dapat dilakukan secara cash maupun ditangguhkan. Sebab utama ditetapkan tarif dengan dua harga pada transaksi kepemilikan tiket Vision Seminar Banda Aceh adalah agar distributor terdorong untuk membeli tiket lebih awal dan membayar lebih awal sehingga tidak ada persiapan yang terganggu. Berdasarkan perspektif akad ijārah bi al-manfa‘ah dan kaitannya dengan akad jual-beli, implementasi transaksi kepemilikan tiket Vision Seminar di kalangan distributor Tiens Banda Aceh adalah sah apabila yang menjadi objek akad adalah seminar karena tidak termasuk ke dalam bentuk transaksi bai’ataini fi bai’atin disebabkan objek terletak di akhir akad. Namun transaksi menjadi tidak sah ketika yang diperlakukan sebagai objek adalah tiket, yang menjadikan objek akad terletak di awal sehingga transaksi masuk ke dalam kategori bai’ataini fi bai’atin.