MITIGASI KONFLIK MANUSIA DAN GAJAH DI KAWASAN SAMPOINIET ACEH JAYA

Konflik antara Manusia dan Gajah yang terjadi menimbulkan respon interaksi diantara keduanya sehingga menimbulkan efek negatif terhadap ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat serta berpengaruh terhadap habitat Gajah itu sendiri. Penelitian tentang Mitigasi Konflik Manusia dan Gajah di Sampoiniet Aceh Jaya bertujuan untuk mengidentifikasi konflik antara Manusia dan Gajah di daerah yang rawan terjadi konflik di Sampoiniet Aceh Jaya, jenis tumbuhan yang dirusak oleh Gajah dan respon yang dilakukan masyarakat untuk mengantisipasinya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu dengan melakukan wawancara dengan responden sebanyak 23 orang yang terdiri dari petugas CRU, petugas BKSDA masyarakat serta pengumpulan data sekunder pada CRU di Kecamatan Sampoiniet Kabupaten Aceh Jaya. Hasil penelitian menunjukkan tahun 2017 kasus KMG terjadi sebanyak 14 kasus, tahun 2018 terjadi sebanyak 13 kasus dan pada tahun 2019 terjadi sebanyak 31 kasus. Ada 6 desa yang sering terjadi KMG yaitu : Cot Puntie, Babah Awe, Krueng Noe, Krueng Ayoen, Blang Moen Lueng dan Ie Jeureungeh. Jenis tanaman yang paling sering dirusak oleh gajah dalam kelapa sawit, pinang, kelapa, pisang dan pepaya. Mitigasi dilakukan dengan dua cara yaitu Mitigasi aktif, berupa pengusiran langsung ditempat terjadinya konflik seperti bunyi-bunyian, api-apian, penggiringan gajah, dan pemindahan kawanan gajah bermasalah, sedangkan mitigasi pasif yaitu mitigasi yang dilakukan terus menerus seperti parit dan pagar listrik. Metode barrier dan pembuatan parit gajah dinilai sangat efektif mencegah terjadinya konflik.