Bacaan Do’a Iftitaḥ dalam Shalat Perspektif Mazhab Ḥanafī dan Mazhab Al-Syāfi’ī

Hastuti, 131209521 (2017) Bacaan Do’a Iftitaḥ dalam Shalat Perspektif Mazhab Ḥanafī dan Mazhab Al-Syāfi’ī. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

[thumbnail of Membahas tentang bacaan do'a iftitah dalam shalat.]
Preview
Text (Membahas tentang bacaan do'a iftitah dalam shalat.)
Hastuti.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (1MB) | Preview

Abstract

Dalam hukum Islam, terdapat banyak sekali sunnah-sunnah shalat. salah satunya adalah sunnah membaca do’a iftitaḥ. Do’a iftitaḥ merupakan do’a pembukan shalat, yang dibaca di antara takbīr al-iḥrām dan surat al-Fātiḥah. Do’a iftitaḥ ini sangat banyak varian bacaannya, yaitu hingga 12 varian bacaan. Para ulama mazhab berbeda dalam menetapkan mana bacaan yang lebih diutamakan. Penelitian ini secara khusus meneliti dua pendapat, yaitu Imam Ḥanafī memilih bacaan tasbiḥ dan Imam Al-Syāfi’ī yang memilih do’a iftitaḥ dengan bacaan tawjīh. Adapun pertanyaan penelitian ini yaitu apa yang menyebabkan Imam Ḥanafi memilih tasbiḥ dan Imam Al-Syāfi’ī memilih tawjīh, dan manakah yang lebih kuat antara hadis tasbīḥ dan hadis tawjīh menurut perspektif ilmu naqd hadis. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mengkaji sumber-sumber tertulis terkait topik penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analisis-komparatif, yaitu memaparkan pendapat Imam Ḥanafi dan Imam Al-Syāfi’ī, serta menganalisis serta membandingkan kedua pendapat tersebut dalam masalah do’a iftitaḥ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab Imam Ḥanafī memilih hadis tasbīḥ adalah karena hadis yang diriwayatkan Aisyah lebih utama dibandingkan dengan riwayat lainnya juga karena makna yang terkandung dalam hadis tasbīḥ menurut Imam Ḥanafī lebih baik untuk diamalkan. Sedangkan alasan Imam Al-Syāfi’ī memilih hadis tawjīh adalah karena hadis yang diriwayatkan Ali Bin Abi Thalib lebih baik untuk diamalkan serta makna yang terkandung di dalamnya lebih baik dari do’a-do’a lainnya. Tetapi, Imam Ḥanafī dan Imam Al-Syāfi’ī tetap memandang bahwa kualitas kedua hadis tersebut sama-sama ṣaḥīh dan boleh diamalkan. Menurut perspektif ilmu naqd hadis, bacaan tawjīh dan tasbiḥ mempunyai kualitas yang sama, yaitu sama-sama ṣaḥīh, baik sanad maupun matan-nya. Untuk itu, jika dilihat dari ilmu naqd hadis (kritik hadis), antara riwayat Aisyah dan Ali Bin Abi Thalib memiliki kesamaan dalam kualitas keshahihannya. Akan tetapi perbedaan ulama dalam memilih keutamaan bacaan tersebut hanya pada segi makna saja. berdasarkan hal tersebut, hendaknya masalah do’a iftitaḥ, masyarakat dapat mengamalkan kesemua varian bacaannya. Tujuannya adalah untuk memperkaya bacaan do’a iftitaḥ, yang tentunya Rasul juga mngerjakan hal tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Dr. Tarmizi M. Jakfar, M. Ag; NIP. 196011191990011001; 2. Dr. Mizaj , Lc., L. LM; NIP. 198603252015031003
Uncontrolled Keywords: Do’a Iftitaḥ Shalat, Studi Kritik Hadis
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.1 Ibadah > 2X4.12 Shalat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Hastuti H Hasbi
Date Deposited: 05 Dec 2017 09:35
Last Modified: 05 Dec 2017 09:35
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/1807

Actions (login required)

View Item
View Item