Persepsi Pemuda Terhadap MoU Helsinki (Studi Kasus: Mahasiswa UIN Ar-Raniry)

Kajian ini fokus pada persepsi pemuda khusunya mahasiswa UIN Ar-Raniry terhadap MoU Helsinki. Disamping tugas penting lain dari pemuda Aceh yaitu sebagai kelompok yang mensosialisasikan MoU Helsinki dan perdamaian abadi (lasting peace). Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa UIN Ar-raniry terhadap MoU Helsinki dan untuk mengetahui implementasi MoU Helsinki terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh menurut mahasiswa UIN Ar-Raniry. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan yaitu Teori Persepsi yang menjelaskan tentang pandangan mahasiswa terhadap konflik dan Teori Interaksionalisme Simbolik yang menjelaskan tentang proses interaksi di dalam masyarakat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Persepsi Mahasiswa terhadap MoU Helsinki dipengaruhi oleh 2 Faktor yaitu kedudukan MoU Helsinki sebagai bentuk Perdamaian dan penerapanMoU Helsinki terhadap Kesejahteraan Masyarakat. MoU Helsinki merupakan salah satu bentuk kesepakatan antara Pemerintah RI dengan GAM untuk mengakhiri konflik yang terjadi sejak tahun 1976 yang di pimpin Hasan di Tiro. Menurut mahasiswa, konflik yang terjadi sudah sangat lama dan memakan banyak korban, sehingga MoU Helsinki menjadi salah satu bentuk perdamaian antara kedua belah pihak. (2) Implementasi MoU Helsinki Bagi Kesejahteraan Masyarakat menurut Mahasiswa UIN Ar-Raniry meliputi 2 hal yaitu keamanan dan perekonomian. Hingga saat ini, kedua hal tersebut masih tidak dapat terealisasikan dengan baik oleh Pemerintah, keamanan sering kali terganggu pada saat pemilu sedangkan perekonomian di Aceh salah satu terburuk di Indonesia saat ini. Pengelolaan dana Otsus yang masih belum maksimal serta terlalu banyak drama yang terjadi di dalam parlemen.