Edukasi Self Control dalam Pengembangan Kecerdasan Spiritual Anak pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Banda Aceh dan Aceh Besar

Self control (pengendalian diri) merupakan suatu kecakapan individu dalam membangun kepekaan membaca situasi terhadap lingkungannya sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi, Pendidikan Agama Islam seharusnya mampu menghasilkan kecakapan pengendalian diri yang baik bagi siswa tersebut. Namun pendidikan yang ada dianggap belum mampu membangun kemampuan pengendalian diri pada anak sehingga berimbas pada masih adanya kelemahan dalam mengembangkan pribadi-pribadi siswa yang taat dan berakhlak mulia. Kajian ini merupakan respon akademik terhadap sistem pendidikan karakter yang belum menunjukkan pada praktek pendidikan pengendalian diri pada siswa, berangkat dari sekian banyak kejadian amoral selama ini yang pelakunya adalah siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menganalisis model self control siswa pada Sekolah Dasar Islam Terpadu di Banda Aceh dan Aceh Besar, strategi edukasi self controlnya dan persepsi implikasi dari edukasi self control dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa pada Sekolah Dasar Islam Terpadu di Banda Aceh dan Aceh Besar. Kajian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan data kualitatif atau naturalistik fenomenologis dalam menemukan model self control, strategi edukasi dan persepsi implikasi dari edukasi self control tersebut dalam pengembangan kecerdasan spiritual siswa. Hal ini dikarenakan penelitian ini dilakukan dalam kondisi alamiah dan mengetahui masalah dari sudut pandang orang yang mengalaminya. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi partisipan, interview dan dokumentasi. Adapun sampel untuk kajian penelitian ini yaitu SD Islam Al-Azhar Cairo Banda Aceh dan SDIT Nurul Fikri Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat model self control yang ditemui pada siswa yaitu (1) kontrol kognitif spiritual (spiritual cognitive control), (2) kontrol afektif spiritual (spiritual affective control), (3) kontrol behavioral spiritual (spiritual behavioral control) dan(4) kontrol retorika spiritual (spiritual rethoric control). Integrasi keempat model self control tersebut dilebur dalam berbagai bentuk pembiasaan dan kegiatan sekolah yang dimulai sejak kedatangan siswa di pagi hari hingga pulang sekolah. Strategi edukasi self control yang diterapkan dalam pengembangan kecerdasan spiritual anak meliputi tahap pengembangan pengetahuan spiritual (spiritual knowing), pengembangan perasaan spiritual (spiritual feeling), pengembangan tindakan spiritual (spiritual doing). Persepsi implikasi dari edukasi self control yang dilakukan sekolah adalah terbentuknya kepribadian siswa yang memiliki kecerdasan spiritual dengan kesadaran murāqabatullāh namun tetap masih dalam tataran tingkat usia anak sekolah dasar.