Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Dalam Mencegah Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Kasus di BKSDA Aceh)

Ewy Rolani, 170106080 (2021) Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Dalam Mencegah Perdagangan Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Kasus di BKSDA Aceh). Skripsi thesis, UIN Ar-raniry.

[thumbnail of Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh]
Preview
Text (Peran Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh)
Ewy Rolani, 170106080, FSH, IH, 081262407538.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (11MB) | Preview

Abstract

Perdagangan satwa liar yang dilindungi di Aceh kini menjadikan Aceh sebagai daerah yang rawan terhadap kasus perdagangan satwa. Kasus perdagangan satwa liar ini sudah terjadi dalam beberapa tahun belakangan sehingga menyebabkan satwa-satwa yang telah dilindungi oleh Undang-undang semakin berkurang populasinya. Dilarangnya perdagangan satwa diatur dalamUndang-Undang Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya pasal 21 ayat (1) dan (2). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mempunyai kewajiban dalam mengelola, menjaga, dan memiliki tugas pokok untuk melestarikan kawasan-kawasan konservasi seperti pada hutan-hutan suaka margasatwa, cagar alam, dan taman wisata alam yang ada di Indonesia. Dalam skripsi ini yang menjadi rumusan masalah adalah apa yang menyebabkan terjadinya perdagangan satwa liar yang dilindungi di Aceh dan bagaimana upaya yang dilakukan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dalam menangani kasus perdagangan satwa liar yang terjadi di Aceh. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah yuridis empiris. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab terjadinya perdagangan satwa liar yang dilindungi disebabkan karena faktor ekonomi, banyaknya permintaan dari luar negeri dan kurangnya kesadaraan masyarakat. Upaya yang dilakukan oleh BKSDA Aceh yaitu upaya preemtif, upaya preventif, upaya represif dan upaya pemulihan. Kemudian, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh dalam melaksanakan tugasnya belum begitu sempurna terutama dalam menekan kasus perdagangan satwa liar yang terjadi di Aceh. Oleh karena itu disarankan kepada Pemerintah Kota Banda Aceh khususnya Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk dapat bekerja lebih optimal dan dapat bekerja sama dengan masyarakat serta lembaga-lembaga yang terkait lainnya dalam melindungi dan menjaga satwa serta memberantas terjadinya perdagangan satwa liar yang dilindungi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Ilmu Hukum
Depositing User: Ewy Rolani Ewy Rolani
Date Deposited: 02 Nov 2021 03:26
Last Modified: 02 Nov 2021 03:26
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/18572

Actions (login required)

View Item
View Item