Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Komparasi Uin Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala (Usk) Banda Aceh)

Pasca mewabahnya virus Corona yang dimulai dari Wuhan, Tiongkok seterusnya menyebar keseluruh dunia, hingga sampai di Indonesia pada 2 Maret 2020. Untuk pertama kalinya Pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia. Sejak saat itu penulurannya merebak dengan cepat dari satu tempat ke tempat yang lain melalui transmisi lokal. Sampai 30 Juli 2021 jumlah kasus terjangkit COVID-19 sebanyak 3,37 juta kasus dengan jumlah yang meninggal sebanyak 92.311 orang. Kondisi ini telah menyebabkan pandemi yang mengakibatkan lumpuhnya kondisi perekonomian, rusaknya tatanan sosial masyarakat termasuk dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan diambil kebijakan perubahan pembelajaran secara tatap muka menjadi pembelajaran Dalam Jaringan (Daring) sesuai dengan SKB Empat Menteri No. 03/KB/2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan dan strategi pembelajaran yang diterapkan dalam masa pandemi COVID-19 studi kasus komparasi antara UIN Ar-Raniry dan USK serta tantangan dan hambatannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data yang berasal dari obersvasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan dan strategi pembelajaran dimasa pandemi di UIN Ar-Raniry untuk pembelajaran dilaksanakan secara daring, sedangkan untuk kegiatan konsultasi, seminar, sidang dilaksanakan secara luring dengan megikuti protokol kesehatan COVID-19. Adapun hasil penelitian implementasi kebijakan tersebut di USK menunjukkan pembelajaran dilaksanakan secara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat seperti pemeriksaan temperatur tubuh, pemakaian masker, mencuci tangan, dan tes swab secara random. Untuk kegiatan seperti konsultasi, seminar, sidang skripsi juga dilakukan secara daring. Adapun hasil penelitian terhadap tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan kebijakan ini menunjukkan bahwa tantangan dan hambatan yang dihadapi dikedua Universitas ini adalah sama yaitu menyangkut sarana dan prasarana khususnya jaringan internet, serta kemampuan SDM dalam menggunakan aplikasi untuk pembelajaran daring yang perlu ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan pembelajaran pada masa pandemi dikedua Universitas belum optimal.