Peran Front Pembela Islam (FPI) dalam Ranah Politik di Aceh

Front Pembela Islam (FPI) adalah ormas Islam berjuang memperjuangkan ideologinyadengan cara amar makruf-nahi munkar. Ideologi ormas ini diterima relatif mudah di Tanah Rencong karena beberapa faktor, salah satunya adalah karena pendiri utama FPI Habib Rizieq Syihab dikenal sebagai salah satu keturunan Nabi Muhammad saw. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimanakah ideologi yang diperjuangkan oleh FPI dalam ranah politik di Aceh dan bagaimanakah peran FPI dalam memperjuangkan ideologi tersebut dalam ranah politik di Aceh. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan menggunakan beberapa responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ideologi yang diperjuangkan oleh FPI dalam ranah politik di Aceh dan untuk mengetahui peran FPI dalam memperjuangkan ideologi tersebut dalam ranah politik di Aceh. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bahwa idelogi yang diperjuangkan FPI dalam ranah politik di Aceh secara umum tidak ada perbedaan dengan pemahaman mainstream masyarakat Aceh terutama menyangkut aliran yang dianut FPI serta tujuan FPI dibentuk, yakni penegakan syariat Islam secara kaffah yang diperjuangkan secara konstitusional. FPI menanamkan ideologi kepada masyarakat Aceh melalui berbagai cara, di antaranya memperjuangkan kepentingan masyarakat terutama menyangkut advokasi nilai-nilai syariat dan hal-hal lain yang dianggap sebagai bentuk keistimewaan dan kekhususan Aceh. FPI memiliki pengaruh besar di Aceh dan didukung ulama-ulama dayah, bahkan tidak sedikit pimpinan dayah adalah fungsionaris FPI dan beberapa pengurus inti FPI lainnya merupakan akademisi (dosen) dan pengusaha besar di Aceh. Peran FPI di Aceh cukup signifikan, baik terlibat dalam politik praktis seperti menjadi anggota legislatif maupun menjadi tim sukses pada kontestasi-kontestasi pemilu dan pilkada. Apabila terjadi bencana, ormas FPI berada di garda terdepan mengumpulkan (menggalang) bantuan dan menyalurkannya kepada yang berhak.