Nilai-Nilai Akhlak dalam Kisah Nabi Luth Menurut Penafsiran Imam Al-Qurṭūbī

Al-Qur’an menjelaskan kejadian masa lalu yang mempunyai daya tarik tersendiri yang tujuannya untuk mendidik kepribadian. Kisah-kisah para nabi dan rasul dapat dijadikan suatu pelajaran yang berharga, diungkapkan dalam berbagai aspek pendidikan yang dibutuhkan oleh manusia, diantarana aspek akhlak. Kisah-kisah nabi yang disebutkkan dalam al-Qur’an diantaranya adalah kisah Nabi Luth dan kaumnya dengan melakukan penyimpangan akhlak yaitu homoseksual. Akan tetapi dalam tafsir Imam al-Qurṭūbī disebutkan bahwa penyimpangan akhlak yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth tidak hanya homoseksual saja, tetapi merampok, mencegat orang dalam perjalanan, menzalimi sesama dan mengentuti orang lain pada setiap perkumpulan.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif dalam bentuk penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan tafsir mauḏhui. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Data dianalisis dengan menggunakan konten dan deskriptif-analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan penafsiran Tafsir al-Jāmi’ li Aḥkam al-Qur’an lebih menekankan tentang fiqih, meskipun penafsirannya juga dihubungkan dengan kebahasaan, i’tiqad dan akhlak. Selanjutnya nilai-nilai akhlak dalam kisah Nabi Luth meliputi nilai akhlak terpuji (tawakal, amar makruf nahi munkar, memuliakan tamu, menjaga kehormatan diri, berani dan sabar) dan nilai-nilai akhlak tercela (fasik, dusta, sombong, zalim dan menuruti hawa nafsu).