Teologi Masyarakat Banda Aceh Selama Pandemi Covid-19

Kehadiran Covid-19 datang dengan segudang perubahan diberbagai bidang. Di bidang keagamaan, teologi menjadi salah satu bagian yang menarik dikaji karena memberikan pandangan baru terhadap fenomena yang terjadi selama pandemi Covid-19. Selama pandemic Covid-19, Banda Aceh telah memberlakukan lock down, karantina, dan new normal untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Banda Aceh bahkan mengeluarkan peraturan mengenai aturan shalat berjamaah selama pandemi Covid-19 dengan saf shalat di jarangkan. Hal ini mendapat respon yang beragam namun pada bulan puasa tahun 2020, saf jamaah dalam shalat tarawih menjadi rapat seperti sediakala. Fenomena ini menampilkan bahwasanya ibadah kepada Tuhan menduduki posisi yang penting daripada kehadiran Covid-19. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneliti akan menggambarkan dan menjelaskan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan setelah peneliti melakukan observasi, menyebarkan kuesioner online, dan melakukan wawancara. Hasil penelitian terhadap penelitian ini menyatakan bahwasanya terdapat tiga macam teologi dalam menyikapi keadaan Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung oleh masyarakat Banda Aceh. Pertama, Jabariah; kedua, Qadariyah; dan ketiga Ahlusunnah wal Jamaah dalam menanggapi situasi selama Pandemi Covid-19. Suasana beragama masyarakat Kota Banda Aceh selama Pandemi Covid-19 diterapkan protokol kesehatan bila shalat berjamaah di mesjid. Dan Islam telah memberi contoh yang nyata pada masa sahabat dalam menyajikan contoh yang sesuai dengan kondisi saat ini. Pandemi Covid-19 dianggap sebagai musibah.