Batasan Aurat Perempuan: Korelasi Antara Fikih, Pemahaman Ulama Dayah, dan Praktik Masyarakat Aceh

Muhammad Haikal, 29173627 (2021) Batasan Aurat Perempuan: Korelasi Antara Fikih, Pemahaman Ulama Dayah, dan Praktik Masyarakat Aceh. Doctoral thesis, UIN AR-RANIRY.

[thumbnail of Batasan Aurat Perempuan: Korelasi Antara Fikih, Pemahaman Ulama Dayah, dan Praktik masyarakat Aceh]
Preview
Text (Batasan Aurat Perempuan: Korelasi Antara Fikih, Pemahaman Ulama Dayah, dan Praktik masyarakat Aceh)
Muhammad Haikal, 29173627, PS, FM, 08116113811.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (12MB) | Preview

Abstract

Perbedaan pendapat ulama tentang batasan aurat perempuan telah menyebabkan terjadinya permasalahan bagi perempuan dalam menutup aurat. Dalam praktik, terdapat perempuan yang menutup seluruh tubuh termasuk muka, ada pula yang menggunakan jilbab, di pihak lain menggunakan pakaian yang menutup aurat, tetapi lekukan tubuhnya terlihat. Perbedaan antara fikih dan praktik ini merupakan suatu fenomena yang harus dipecahkan melalui sebuah penelitian ilmiah, maka dari itu lahirlah beberapa pertanyaan ilmiah, yaitu; Bagaimana konsep Fikih terkait batasan aurat perempuan?, Bagaimana pemahaman ulama Dayah Aceh terkait batasan aurat perempuan?, dan Bagaimana praktik menutup aurat perempuan Aceh sejak era kolonial Belanda hingga era pemberlakuan Qanun Aceh?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan rasionalistik. Sementara objek studi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu normatif dan empiris. Data disertasi ini bersumber dari pustaka dan lapangan, dimana sumber primernya dari buku-buku fikih, usul fikih, tafsir, hadis, syarah hadis, dan sejarah Aceh. Data lapangan berupa dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ulama Dayah Aceh sama pendapatnya dengan ulama fikih, dimana para ulama sepakat bahwa batasan aurat perempuan dalam salat seluruh tubuh kecuali muka dan tangan, namun berbeda dalam hal mu’malah. Batasan aurat perempuan dengan mahram antara leher dan bawah lutut. Dalam bekerja, belajar, transaksi ekonomi atau kegiatan sosial lainya, batasan aurat perempuan terdapat dua pendapat; pertama, seluruh tubuh kecuali muka dan tangan, kedua seluruh tubuh kecuali muka dan tangan namun disunatkan menutup muka karena takut terjadinya fitnah. Dalam keadaan darurat, boleh bagi perempuan berobat pada dokter laki-laki dengan didampingi mahram, spesialisasi odkter diakui dan hanya boleh dilihat pada tenpat yang perlu saja. Praktik penutupan aurat perempuan di Aceh pada masa penjajahan, Pasca kemerdekaan, dan pasca pemberlakuan Qanun Aceh atau Syariat Islam mengalami perubahan. Perubahan ini diakibatkan oleh perubahan waktu, keadaan, ilmu pengetahuan, dan politik. Dalam praktik fikih aurat, terdapat tiga lapisan masyarakat, yaitu; pertama, Golongan pejabat, kedua, Perempuan Santri, dan ketiga masyarakat biasa.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Additional Information: Promotor : 1. Prof. Dr. Mukhsin Nyak Umar, MA., 2. Dr. Ali Abubakar, MA
Uncontrolled Keywords: Aurat Perempuan, Pemahaman Ulama Dayah, Praktik
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X4 Fiqih > 2X4.9 Aspek Fiqih Lainnya > 2X4.96 Wanita dan Aspek Hukum
Divisions: Program Pascasarjana > S3 Fikih Modern (Hukum Islam)
Depositing User: Muhammad Haikal
Date Deposited: 14 Jan 2022 03:54
Last Modified: 14 Jan 2022 03:54
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/19385

Actions (login required)

View Item
View Item