Asketisme Dalam Agama Islam Dan Buddha

Penelitian ini merupakan studi atas konsep asketisme dalam agama Islam dan agama Buddha. Asketisme merupakan suatu paham atau ajaran yang meninggalkan kehidupan yang bersifat duniawi dan materi. Paham ini memandang bahwa keterikatan terhadap dunia dapat membelenggu dan menjadi penghalang bagi manusia dalam usahanya mencapai kebaikan dan keselamatan. Disebabkan inilah manusia hendaklah menolak keinginan-keinginan tubuh dan kenikmatan duniawi agar dapat mencapai tingkat yang tertinggi. Akan tetapi sangat sulit bagi kebanyakan orang untuk membedakan asketisme dalam agama Islam dan agama Buddha dengan apa yang telah ada pada sistem keyakinan lain yang lebih bersifat ekstrim. Anggapan ini diberikan oleh mereka yang belum memahami zuhud dalam agama Islam dan meditasi dalam agama Buddha. Oleh sebab itu, penulis mengangkat tema ini agar tidak terjadi Generalisasi ajaran mengenai asketisme, untuk itu penulis mengkaji dengan lebih mendalam dalam setiap agama Islam dan Buddha, dan juga mengkaji persamaan dan perbedaannya serta berdasarkan kajian ilmu perbandingan agama.
Penelitian ini menggunakan metode Komparatif, hal ini didasari bahwa dalam mengkaji suatu paham atau konsep diperlukan untuk menentukan secara analitis mengenai faktor-faktor yang membawa kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan dalam pola-pola yang khas dalam ajaran agama. Metode ini sering memberikan wawasan yang lebih dalam dan lebih tepat tentang data tersebut daripada pertimbangan atas masing-masing data secara terpisah, karena sebagai kelompok data itu saling menerangkan satu sama lain. Metode pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan Library Research (metode pustaka), sedangkan analisis datanya menggunakan Deskriptif Analisis, di samping itu penulis menggunakan cara berpikiran Deduktif dalam menganalisa data.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa asketisme dalam agama Islam dan Buddha dipahami sebagai salah satu cara yang mampu untu membebaskan manusia dari belenggu hawa nafsu dan materi, hal ini didasari bahwa sebagian besar masalah hidup disebabkan oleh kecintaan terhadap dunia, manusia menjadi sakit, marah, kecewa, sedih, dan masalah hidup lainnya diakibatkan oleh problema yang disebabkan oleh masalah hidup di dunia. Oleh sebab itu, sebagian umat Islam ada yang memilih untuk hidup dalam kezuhudan, yaitu: meninggalkan keduniawian (materi), sedangkan latar belakang timbulnya zuhud dalam Islam ada dibagi menjadi dua faktor, yakni: faktor dari dalam Islam, seperti dari ayat Al-Qur’an dan Hadist serta kericuhan politik pada masa itu, dan faktor dari luar Islam yang masuk dan menjadi salah satu dari zuhud, seperti: ajaran Kristen, Filsafat Pytagoras, dan unsur dari India. Demikian juga mengenai faktor timbulnya asketisme dalam agama Buddha juga dibagi dua, yaitu: faktor dari dalam: pengalaman hidup Buddha Gautama sendiri dalam mencapai Pencerahan yang dialami-Nya di Gaya, beliau melakukan pertapaan yang sangat ekstrim selama 6 tahun sampai akhirnya beliau tinggalkan dan memilih “Jalan Tengah” atau biasa disebut dengan Delapan Jalan Mulia, yakni: menjauhi ekstriminitas yang berlebihan dalam kesenangan duniawi dan menjauhi ekstriminitas yang menyangkal tubuh secara total, sedangkan faktor dari luar dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Jain yang berkembang di India pada saat itu, namun bedanya terletak dalam tatacara melakukan tapa.