Keterlibatan Perempuan Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Tingkat Desa (Studi Kasus : Musrenbang Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Dan Gampong Beurawe Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh)

Musyawarah Perencanaan Pembangunan adalah sarana pemerintah di semua tingkatan, untuk menghimpun aspirasi pembangunan di semua bidang kehidupan masyarakat. Namun sayangnya, selama ini kegiatan Musrenbang di semua tingkatan, masih menghadapi rendahnya partisipasi dari kelompok-kelompok perempuan, bahkan partisipasi mereka cenderung dianggap sebagai simbolik saja. Konsekuensinya, banyak program-program yang direncanakan bersifat bias gender, di mana pembahasaan lebih didominasi oleh rencana-rencana pembangunan infrastruktur dan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk membandingkan tingkat partisipasi perempuan dalam Musrenbangdes di Gampong Beurawe dan Gampong Jawa yang memiliki tingkat pembangunan yang cukup bertolak belakang untuk melihat tingkat partisipasi perempuan dalam Musrenbangdes di kedua gampong tersebut. Selain itu, akan dilihat apa saja faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya partisipasi di kedua gampong tersebut. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif dengan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi yang didapat dari dua variable yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi perempuan di Gampong Beurawe lebih baik dibandingkan dengan tingkat partisipasi perempuan di Gampong Jawa dalam Musrenbangdes di kedua gampong. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya tingkat partisipasi tersebut adalah faktor pendidikan, budaya, dan politik.