Qalbun Salim Menurut Perspektif Mufassir Dan Pengembangannya Dalam Konseling Islam

Skripsi ini berjudul “Qalbun Salim Menurut Perspektif Mufassir dan Pengembangannya dalam Konseling Islam”. Fokus masalah utama penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pokok-pokok pertanyaan yaitu (1) Bagaimana menemukan konsep-konsep utama yang terkandung dalam istilah Qalbun Salim yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an menurut perspektif Mufassir, (2) Bagaimana mengembangkan konsep-konsep utama Qalbun Salim dalam Konseling Islam. Berdasarkan fokus masalah ini, dapat dijabarkan beberapa pokok tujuan penelitian yaitu (1) Untuk menemukan konsep-konsep utama yang terkandung dalam istilah Qalbun Salim yang terdapat dalam beberapa ayat al-Qur’an menurut Perspektif Mufassir, (2) Untuk mengembangkan konsep-konsep utama Qalbun Salim dalam Konseling Islam. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode content analysis atau analisis isi, yaitu analisis ilmiah tentang isi pesan suatu komunikasi. Peneliti juga menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan cara mengumpulkan data yang ada di pustaka, membaca, mencatat, serta mengolah data-data yang berkaitan dengan penelitian ini, dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian. Selain itu, dalam teknik pengumpulan data, pendekatan yang digunakan untuk memahami qalbun salim dalam ayat-ayat Al-Qur’an adalah kaedah ilmu tafsir. Maka penulis menggunakan metode maudhu’i (kajian tafsir tematik) yang menjelaskan makna dari beberapa ayat Al-Qur’an berdasarkan kemampuan manusia. Sedangkan teknik analisis data yang dilakukan ialah menetapkan masalah (topik) yang akan dibahas yaitu, menghimpunkan data-data yang terkait dan menyusun konsep utama qalbun salim dalam konseling Islam. Maka hasil penelitian ini mengklasifikasi ayat-ayat berkaitan dengan qalbun salim dalam Al-Qur’an, terdapat ayat-ayat qalbun salim yaitu dalam ungkapan Fuad Al-Baqi dalam Al-Mu’jam Al-Mufahrats tentang Qalb disebut sebanyak 158 kali dengan terjemahan yang berderivasi, tetapi yang lansung diistilahkan dengan hati adalah sebanyak 125 kali. Begitu juga ayat-ayat tentang salim disebut sebanyak 150 dengan terjemahan yang berderivasi, tetapi yang langsung diistilahkan dengan salim adalah sebanyak 88 kali. Dalam ayat-ayat qalbun salim di dalam beberapa tafsir dapat diketahui memiliki beberapa rangkuman konsep utama qalbun salim yaitu : Qalbun Munib, Qalbun Muallafun, Qalbun Muthmain, Hati yang santun dan kasih sayang, Qalbun Wajil, Qalbun Muttaqiy, Qalbun Muhtadiy, Qalbun Khasyi’, Qalbun Mumtahanah, Ghaliidhal Qalbi, Qaswat al-Qalb, Atsimun Qalbun , Ghillan fi qalb, Man aghfalna qalbahu. Kesimpulannya adalah konselor harus menjadikan qalbun salim sebagai keutamaan yang ada di dalam diri konselor.