Khauf Sebagai Sebab Rukhṣah Meninggalkan Ṣalat Berjamaah Di Masjid Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Metode Istiqra’ Ma’nāwi Asy-Syatibi)

Puja Nabila Fitri, 170103031 (2021) Khauf Sebagai Sebab Rukhṣah Meninggalkan Ṣalat Berjamaah Di Masjid Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Metode Istiqra’ Ma’nāwi Asy-Syatibi). Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Khauf Sebagai Sebab Rukhṣah]
Preview
Text (Khauf Sebagai Sebab Rukhṣah)
Puja Nabila Fitri, 170103031, FSH, PMH, 085215175940.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (9MB) | Preview

Abstract

Pandemi covid-19 merupakan salah satu wabah penyakit menular yang sangat berbahaya bahkan dapat mematikan. Penyebaran virus covid-19 ini terjadi begitu cepat melalui droplet atau cairan yang keluar dari hidung atau mulut pada saat si penderita bersin ataupun batuk, bersentuhan langsung dengan si penderita, dan tersentuhnya benda-benda yang telah terkontaminasi dengan virus covid-19. Virus covid-19 dapat menular kepada siapa saja tanpa memandang status sosial dan ini semua terjadi hanya dalam hitungan hari dan bahkan diluar batas prediksi. Sehingga membuat masyarakat menjadi takut terhadap penularan penyakit ini. Hal ini membuat pemerintah Indonesia melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa larangan untuk melaksanakan ibadah ṣalat berjamaah di masjid untuk sementara waktu. Keputusan tersebut ternyata menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Pertanyaan penelitian dalam skripsi ini adalah bagaimanakah khauf dapat menjadi sebab rukṣah meninggalkan ṣalat berjamaah di masjid pada masa pandemi covid-19 dan bagaimanakah hukum meninggalkan ṣalat berjamaah di masjid pada masa pandemi covid-19. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) melalui proses membaca, meneliti, dan mengkaji pembahasan-pembahasan yang berkesinambungan dengan penelitian ini. Hasil penelitian ditemukan bahwa takut akan tertularnya suatu wabah yang dapat mengancam keselamatan jiwa disini merupakan takut yang bersifat tabiat (khauf tabi’iy) sehingga ia menjadi penghalang untuk melaksanakan ṣalat berjamaah di masjid dan ia juga menjadi sebab rukṣah karena kondisi darurat yang dihadapi oleh umat Islam saat ini. Seseorang akan mendapatkan rukṣah apabila ia telah memenuhi ketentuan syarat rukṣah yang sudah ditentukan oleh jumhur ulama, diantaranya mukallaf, adanya uzur, dan tidak dicampuri dengan perbuatan maksiat. Sehingga meninggalkan ṣalat berjamaah di masjid hukumnya adalah ibahah (boleh) dan mengikuti ulil amri (pemerintah) hukumnya adalah sesuai dengan zona dari wilayah masing-masing. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemudharatan (mafsadah) dan demi menjaga keselamatan jiwa.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam
300 Sociology and Anthropology (Sosiologi dan Antropologi) > 340 Law/Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Perbandingan Mazhab
Depositing User: Puja Nabila Fitri Bila
Date Deposited: 09 Mar 2022 03:15
Last Modified: 09 Mar 2022 03:15
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/20167

Actions (login required)

View Item
View Item