ṬĀGHŪT MENURUT SAYYID QUṬB DALAM TAFSĪR FI ẒILAL AL-QUR’ĀN

Penafsiran kata ṭāghūt menurut para mufassir pada umumnya lebih menekankan pada makna aqidah dan sesembahan yang yang disembah oleh kaum kafir Quraisy. Sementara itu seorang mufassir dari Mesir, Sayyid Quṭb memaknai kata taghut dengan sesuatu yang melampaui batas dan segala aturan yang tidak sesuai dengan hukum Allah. Atas dasar pemahaman tersebut, penulis kiranya menemukan dua persoalan yang perlu ditinjaklanjuti dalam kajian ini: Pertama, Apa arti kata ṭāghūt menurut Sayyid Quṭb? Kedua, Apa yang melatar belakangi penafsiran Sayyid Quṭb terhadap makna ṭāghūt sehingga menimbulkan satu keunikan dalam karyanya? Metode dan teknik penyelesaian persoalan ini akan ditempuh melalui metode penelitian kepustakaan (library research). Dikarenakan masalah yang penulis munculkan adalah terkait kajian kepustakaan maka acuan penyelesaiannya adalah library research dengan menggunakan data yang diperoleh melalui buku dan jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, Sayyid Quthb konsisten menafsirkan kata ṭāghūt dengan hukum yang tidak bersumber dari Allah. Kedua, Sayyid Quṭb menafsirkan kata ṭāghūt dengan hukum yang tidak berlandaskan hukum Allah disebabkan karena kondisi dan pergerakannya di Ikhwānul Muslimīn yang menjadi oposisi pemerintah.