Ruang Ekspresi Waria dan Interaksi Sosial di Aceh Tengah

Waria di Indonesia merupakan kelompok minoritas dalam masyarakat dan kenyataannya jumlah waria semakin lama akan bertambah, terutama di kota-kota besar. Mereka kerap mendapatkan beragam bentuk perlakuan diskriminatif dari masyarakat terutama dalam hal beragama dan karena perbedaan mereka, mereka susah mendapatkan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah semua kelompok budaya memberikan perlakuan diskriminatif terhadap waria di Aceh Tengah. Untuk mengetahui bagaimana ruang ekspresi dan interaksi waria di Aceh Tengah. Penelitian ini dilakukan di Aceh Tengah dengan mengunakan metode etnografi. Penelitian ini menemukan bahwa kelompok budaya di Aceh Tengah (masyarakat Gayo) memberikan ruang ekspresi yang cukup luas untuk kelompok waria. Kelompok Waria dapat terlibat dalam beragam aktivitas sosial, bekerja dan menyediaan tempat bekerja untuk kelompok mereka. Ruang Eskrepsi yang dimaksud disini merujuk pada teori ruang publik yang dikemukakan oleh Jurge Habermas. Ruang publik adalah ruang bersama dimana semua unsur masyarakat terlihat dan berinteraksi bersama. Bagi Waria, beberapa ruang publik, seperti pesta pernikahan, menjadi ruang mereka mengekspresikan identitas diri mereka sebagai waria dan diterima sebagai waria.