Pemilu Dan Potensi Konflik Sosial Masyarakat Terhadap Kampanye Pemilihan Anggota DPRK di Kecamatan Simeulue Barat Tahun 2019

Penduduk masyarakat Simeulue Barat menempati 14 desa dimana penduduk masyarakat setempat ini memiliki hak dan kewajiban dalam berdemokrasi untuk menentukan hak dan pilihannya dalam rangka pemilihan anggota DPRK pada saat ini. Masing-masing calon Anggota Dewan melakukan kampanye dengan cara memberikan janji kepada masyarakat, politik yang tidak sehat sering terjadi pada saat pemilihan calon Anggota DPRK,persaingan sering menimbulkan permusuhan baik itu antara DPRK, maupun masyarakat dan para tim sukses. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana strategi Kampanye yang dilakukan calon Anggota DPRK dikecamatan Simeulue Barat,dan untuk mengetahui Konflik-konflik apa yang terjadi akibat dari strategi kampanye yang dilakukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konsep Konflik menurut Ralf Dahrendrof ialah setiap masyarakat memberikan perubahan atau petikayaan antara seorang yang saling mempertahankan masing-masing. Otoritas menurut Ralf Dahrendrof otoritas ini memusatkan pada struktul sosial yang luas,intinya ialah gagasan bahwa berbagai posisi dalam masyarakat mempunyai kualitas otoritas yang berbeda.otoritas merupakan kewewenang kekuasaan tersebut pertetangan itu terjadi dalam situasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif).Pengumpulan data yang digunakan observasi,wawancara, dokumentasi. Narasumber dalam penelitian ini adalah Calon Anggota DPRK, tokoh masyarakat, pengurus partai, tokoh perempuan, camat kecamatan simeulue barat. Dari hasil penelitian ini menujukan bahwa pertama kampanye yang dilakukan para calon DPRK melakukan money politik,dan potensi konflik yang timbul dalam pemilihan calon DPRK.