Analisis Permasalahan Guru dan Peserta Didik dalam Sistem Pembelajaran Daring di SMAN 1 Lhoong

Pembelajaran secara daring di SMAN 1 Lhoong belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga penerapan pembelajaran daring memiliki permasalahan sekaligus tantangan tersendiri bagi guru dan peserta didik khususnya pada mata pelajaran kimia. Rumusan masalah yang dikemukakan adalah bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik pada mata pelajaran kimia terhadap sistem pembelajaran daring di SMAN 1 Lhoong. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik pada mata pelajaran kimia terhadap sistem pembelajaran daring di SMAN 1 Lhoong. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah wawancara dan angket. Teknik analisis data dilakukan dengan memaparkan hasil wawancara dengan 2 guru kimia dan hasil angket yang dibagikan kepada 30 peserta didik, kemudian dianalisis secara kualitatif dengan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat dua indikator permasalahan yang dihadapi oleh guru yaitu indikator permasalahan teknis yang meliputi sinyal/ jaringan internet lemah, terutama didaerah peserta didik dan tidak semua peserta didik memiliki handphone pribadi. Indikator yang kedua yaitu pelaksanaan pembelajaran, yang meliputi guru hanya menggunakan aplikasi WhatsApp dengan metode penugasan, sehingga menurunnya antusias peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran secara daring. Selain itu, guru juga kesulitan dalam melakukan proses evaluasi pembelajaran karena tidak berinteraksi langsung dengan peserta didik. Sama halnya dengan guru, juga terdapat dua indikator permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, yaitu permasalahan teknis yang meliputi jaringan internet yang lemah, sering kehabisan kuota selama KBM kimia secara daring (53,33%), serta tidak bisa belajar secara mandiri (50%). Pada pelaksanaan pembelajaran, meliputi pembelajaran kimia secara daring sulit dan membosankan serta penjelasan guru yang sulit dipahami (56,67%).