Kedudukan Wali Nanggroe di Aceh Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe

Aulia Rahma, 150105088 (2022) Kedudukan Wali Nanggroe di Aceh Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe. Other thesis, UIN Ar-Raniry.

[thumbnail of Kedudukan Wali Nanggroe di Aceh Berdasarkan  Qanun Aceh  Nomor  9  Tahun  2013  tentang  Lembaga  Wali Nanggroe] Text (Kedudukan Wali Nanggroe di Aceh Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe)
Aulia Rahma, 150105088, FSH, HTN, 082363612418.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (9MB)

Abstract

Lembaga Wali Nanggroe dibentuk dengan fungsinya sebagai wadah pemersatu masyarakat Aceh. Lembaga ini lahir dari perjanjian damai pihak Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Indonesia. Untuk mengakui keberadaan lembaga wali nanggore ini maka Undang- undang Pemerintah Aceh No 11 Tahun 2006 menjelaskan keberadaan lembaga ini. Lembaga Wali Nanggroe merupakan lembaga non pemerintahan yang berarti bukan lembaga eksekutif maupun legislatif. Tapi kewenangannya yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 2019 juga mencakup kewenangan pihak eksekutif dan legislatif, sehingga kedudukan lembaga wali nanggroe di pemerintahan Aceh dipertanyakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kewenangan Wali Nanggroe di Aceh menurut Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe, untuk mengetahui kedudukan Wali Nanggroe dalam sistem pemerintahan Aceh menurut Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2013 tentang Lembaga Wali Nanggroe. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dapat pula disebut sebagai penelitian kepustakaan (library Research). Kedudukan Wali Nanggroe dalam pemerintahan Indonesia hanya sebatas lembaga adat yang mengurus permasalahan adat istiadat sehingga lembaga wali nanggroe tidak dibenarkan mengurus selain yang bukan masalah adat seperti politik. Kewenangan Wali Nanggroe dalam sistem pemerintahan Aceh adalah lembaga adat yang mengurus segala kepentingan adat dan kekhususan Aceh, termasuk memberi masukan kepada pemerintah Aceh karena kehidupan bernegara di Aceh tidak terlepas dari permasalahan adat, termasuk pertanahan, pertambangan, dan percepatan pembangunan dan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat, itu dimasukkan dalam adat sehingga lembaga wali nanggroe mengurus permasalahan itu sebagai suatu kewenangannya. Diharapkan kepada para ahli untuk memunculkan tugas penting yang harus dijalankan oleh lembaga wali nanggroe agar lembaga wali nanggroe tidak dianggap lembaga bayangan dari lembaga lain yang sudah ada.

Item Type: Thesis (Other)
Additional Information: Drs. Jamhuri, M.A., Rispalman, SH.,MH
Uncontrolled Keywords: Kedudukan, Wali Nanggroe, Aceh, Qanun Aceh
Subjects: 200 Religion (Agama) > 297 Islam > 2X6 Sosial dan Budaya > 2X6.2 Politik > 2X6.22 Sistem Pemerintahan
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Tata Negara
Depositing User: Aulia Rahma
Date Deposited: 06 Jun 2022 02:56
Last Modified: 06 Jun 2022 02:56
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/20850

Actions (login required)

View Item
View Item