Respons Masyarakat Gampong Beurawe Terhadap Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh Dalam Membuat Gampong Syari’ah (Studi Kasus Di Gampong Beurawe)

Gampong Beurawe menjadi Gampong Syariah dengan harapan masyarakatnya dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan nilai-nilai Islami secara keseluruhan. Dimana salah satu kegiatan-kegiatan nya itu adalah membangunkan Sahur pada saat bulan Ramadhan yang dilakukan
oleh Remaja Masjid Gampong Beurawe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kegiatan di Gampong Beurawe dalam kaitannya sebagai Gampong Syari’ah dan bagaimana respon masyarakat Gampong Beurawe terhadap kebijakan Gampong Syariah dalam hal ibadah dan muamalah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori paradigma perilaku sosial, menurut George Ritzer perilaku manusia dalam interaksi sosial itu dilihat sebagai respon atau tanggapan dari sejumlah stimulus yang muncul dalam interaksi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana penulis meneliti secara menyeluruh terhadap fakta yang terdapat pada lokasi penelitian sesuai dengan fokus permasalahan, dengan cara meneliti langsung di Gampong Beurawe, kemudian data hasil analisis disajikan dan diberikan pembahasan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama kegiatan-kegiatan masyarakat Gampong Beurawe dalam kaitannya Gampong Syari’ah ialah shalat berjama’ah di Masjid Al-Furqan, kegiatan pengajian, ada juga kegiatan remaja masjid dan kegiatan PHBI. Kedua, Gampong Beurawe dinobatkan menjadi Gampong Syari’ah mendapatkan respon yang baik dari masyarakat Gampong Beurawe sendiri. Seperti dalam hal ibadah, masyarakat Gampong Beurawe sering bertadarus ketika setelah shalat subuh, dan untuk bulan puasa mereka melakukan I’tikaf Qiyamullail 10 malam terakhir Ramadhan yang dilakukan di Masjid Al-Furqan Gampong Beurawe. Adapun dalam hal muamalah respon masyarakat Beurawe juga sangat baik, terutama dalam menjaga hubungan interaksi sosial sesama masyarakat.