Penemuan Hukum Hakim Dalam Menetapkan Perselingkuhan Sebagai Alasan Perceraian ( Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang Nomor 158/Pdt.G/2020/Ms.Ksg

Nurul Husna, 180101003 (2022) Penemuan Hukum Hakim Dalam Menetapkan Perselingkuhan Sebagai Alasan Perceraian ( Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang Nomor 158/Pdt.G/2020/Ms.Ksg. Other thesis, UIN Ar-Raniry Fakultas Syariah dan Hukum.

[thumbnail of Penemuan Hukum Hakim Dalam Menetapkan Perselingkuhan Sebagai  Alasan Perceraian ( Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang Nomor 158/Pdt.G/2020/Ms.Ksg] Text (Penemuan Hukum Hakim Dalam Menetapkan Perselingkuhan Sebagai Alasan Perceraian ( Analisis Putusan Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang Nomor 158/Pdt.G/2020/Ms.Ksg)
Nurul Husna, 180101003, FSH, HK.pdf - Published Version
Available under License Creative Commons Attribution.

Download (13MB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh salah satu perkara yang masuk di Mahkamah Syar’iyah Kualasimpang, tentang cerai talak atas dasar adanya perselingkuhan atau hubungan asmara yang dilakukan istri, padahal perkara atas dasar alasan tersebut tidak tertera pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam. Sehingga pada perkara ini atas dasar kewenangan dibolehkannya hakim menggali dan menemukan hukum sebagaimanan pada Pasal 5 dan 10 Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, maka hakim berijtihad untuk membenarkan alasan perselingkuhan sebagai faktor alasan utama dalam petitum gugatan cerai. Oleh karenanya peneliti tertarik untuk mengkaji penemuan hukum hakim mengenai perkara ini lebih lanjut dan bagaimana relevansi perselingkuhan jika dijadikan sebagai alasan perceraian. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan lapangan dan kepustakaan dengan pendekatan yuridis normatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa selingkuh dapat dijadikan alasan utama perceraian meskipun tidak termuat dalam peraturan perundang-undangan, dengan dalih bahwa selingkuh melanggar ikatan sakral perkawinan sebagaimana pada Pasal 2 dan 3 Kompilasi Hukum Islam, juga selingkuh pada perkara ini dapat dikatakan melanggar batas ketentuan Allah dalam menjalankan kewajiban sebagai istri sebagaimana pada Pasal 83 dan 84 Kompilasi Hukum Islam. Oleh karena itu hakim menerima perkara ini dan menjatuhkan talak satu raj’i terhadap istri selaku termohon.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: 000 Computer Science, Information and System
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > S1 Hukum Keluarga
Depositing User: Nurul Husna
Date Deposited: 25 Jul 2022 03:20
Last Modified: 25 Jul 2022 03:20
URI: https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/22048

Actions (login required)

View Item
View Item