Persepsi Masyarakat Bantan Kecamatan Siantar Barat Terhadap Fenomena Ramalan Di Media Sosial Dan Relevansinya Dengan Al-Qur'an

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kepercayaan terhadap ramalan yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Bantan dengan menggunakan akses media sosial, kepercayaan terhadap ramalan adalah suatu kepercayaan yang menyalahi dari ajaran agama Islam karena tidak sesuai dengan ajaran akidah dan ayat-ayat Alquran salahsatunya QS. Luqman: 34 yang menjelaskan tidak ada satupun mahluk yang Allah berikan pengetahuan mengenai hari kiamat, hujan yang turun, apa yang ada di dalam rahim, tidak mengetahui apa yang akan terjadi besok dan tidak ada yang mengetahui kapan kematian datang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kelurahan Bantan terhadap fenomena ramalan di media sosial lalu menghubungkannya dengan ayat-ayat Alquran. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi, informan yang dipilih sebanyak sembilan orang masyarakat Bantan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi dan wawancara, untuk mencapai hasil penelitian tersebut peneliti menggunakan teori persepsi dan teori relevansi. Kemudian data yang ditemukan diolah dengan menggunakan metode deskriptif dengan tahap reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang didapatkan dari persepsi masyarakat Bantan menemukan empat aspek seperti pertama, faktor pendorong kepercayaan pada ramalan diawali dengan ketidaksengajaan mereka dalam melihat postingan-postingan mengenai ramalan. Kedua, kepercayaan masyarakat Bantan terhadap ramalan dapat dikatakan kuat karena kebanyakan masyarakat Kelurahan Bantan mengatakan bahwa mereka mempercayai ramalan yang sudah terjadi saja namun ketepatan dari ramalan yang mereka ketahui itu sering mereka rasakan dan terjadi daripada sebaliknya. Ketiga, manfaat yang mereka rasakan ketika meyakini ramalan yaitu berhati-berhati dari bencana, mendekatkan diri pada Tuhan dan untuk menghibur diri. Keempat, paranormal yang populer turut mengambil peran dalam menimbulkan kepercayaan terhadap ramalan dan juga postingan-postingan yang memberitahukan mengenai ramalan-ramalan di media sosial. Namun anggapan seperti ini tidak selaras dengan firman Allah pada QS. an-Naml: 65 bahwa tidak ada seorangpun yang Allah berikan pengetahuan tentang perkara yang ghaib melainkan Allah sendiri yang mengetahui-Nya kecuali orang-orang yang Allah izinkan seperti Rasulullah dalam QS. al-Jinn: 26-27 yang mana Allah memberikan penjagaan melalui malaikat padanya sehingga apa saja yang dikatakannya adalah sebuah kebenaran yang datangnya dari Allah contohnya seperti tanda-tanda kiamat.

Kata Kunci: Ramalan, Media Sosial, Persepsi Masyarakat.