Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pengelolaan Konflik Peserta Didik di MAS Jeumala Amal

Konflik merupakan hal penting yang tak terelakkan dalam kehidupan manusia, sebab dimana ada interaksi maka persamaan dan perbedaan akan muncul. Madrasah merupakan salah satu kelompok organisasi yang juga tidak terelakkan dari munculnya konflik. Demikian juga dalam proses belajar mengajar. Interaksi siswa setiap hari selama kurang lebih tiga tahun tentu memberikan banyak peluang untuk terjadinya konflik. Selain kepala madrasah sebagai manajer di sekolah, guru juga memiliki peran penting sebagai mediator yang paling dekat dengan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepala madrasah dalam mengelola konflik yang terjadi antar peserta didik di MAS Jeumala Amal dan untuk mengetahui perencanaan, kendala dan solusi. Mengingat konflik merupakan topik yang sensitif dan sering kali bersinggungan dengan emosi seseorang. Metode yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif dengan cara pendekatan deskriptif melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian kepala madrasah, guru BK, wali kelas dan peserta didik. Hasil penelitian yang peneliti dapatkan di lapangan antara lain : Pertama, Pengelolaan konflik peserta didik antara lain : (1) kepala madrasah dan guru cukup kreatif dan memahami strategi pengelolaan konflik yang tepat dalam mengelola konflik yang terjadi diantara peserta didik di madrasah. (2) Pihak madrasah melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu atau menalaah masalah-masalah yang terjadi antar peserta didik. (3) memberikan pembinaan. (4) mencari pihak-pihak terkait. (5) evaluasi terhadap masalah yang telah terjadi. Kedua, kendala dalam pengelolaan konflik peserta didik sebagai berikut : (1) lingkungan sosial. (2) perbedaan kepribadian antara peserta didik. (3) tidak memberitau hal yang sebenarnya terjadi. Ketiga, solusi terhadap pengelolaan konflik peserta didik antara lain : (1) Kekeluargaan dan kedekatan yang dibagun oleh kepala madrasah dan guru-guru dengan peserta didik sangat baik, kekeluargaan yang di bangun seperti kekeluargaan anak dengan orang tua. (2) hukuman yang dapat membuat efek jera bagi peserta didik. (3) mengadakan banyak kegiatan untuk menghindar adanya waktu luang.