Membangun Masa Depan Islam: Transformasi Teologi Klasik dan Kontemporer

Menelusuri subtansi kajian keislaman tidak terlepas dari sudut pandang ketika menerangkan pokok ilmu- ilmu keislaman antara lain menjadi sub sub tema yang tidak terpisahkan dari kajian tentang kalam, filsafat, dan tasawuf. Subtansi kajian ini menjadi tema penting dari khazanah pemikiran Islam. Sebagai sebuah kajian, isi buku ini mengurai secara filosofi beberapa materi pokok bahasan dalam berbaga sudut pandang meliputi persoalan ketuhanan, alam semesta serta subtansi teologi pembebasan untuk menempatkan jati diri kemanusiaan menuju esensi yang mempersatukan antara esensi nalar prihal ketuhanan alam semesta dan manusia itu sendiri. Memaknai bahwa kajian yang dibahas dalam buku ini sebagai bentuk khazanah pemikiran Islam sudah sangat tepat ketika subtansi bahasan dengan mengetengahkan tokoh klasik dan sejatinya juga beberapa tokoh kontemporer, meskipun menurunkan pemikiran tokoh kontemporer Hasan Hanafi dengan ulasan spesifik cukup membantu untuk terus menelusuri bahwa keilmuan dalam Islam itu sarat khazanah yang patut ditelusuri. Demikian juga dengan mengerahkan pemikiran al-Faruqi yang spektakuler sehingga menjadi "target" islamophobia sehingga ia harus tewas tidak wajar bersama istrinya, hal ini tidak lain dikarenakan ketidaksenangan pihak lain terhadap idea dan gagasan bernas untuk pengembangan studi keislaman. Gagasan formulasi tauhid dari beragam sudut pandang dimensi serta realitas kehidupan dengan lahan spesifik bukan saja menjadi uniktetapi tetap diperlukan sepanjang masa. Dalam sudut yang lain dengan memperhatikan subtansi bahasan dengan menyertakan kajian terhadap tokoh klasik al-Ghazali, Ibnu Thufail, Hasan al-Banna, dan pemikir Muslim Nusantara; Abd Saman al-Palimbani kreator pemikiran tasawuf yang visible dengan konteks zamannya bahkan sangat telat untuk terus dikaji dan dipertautkan dengan kebutuhan spirit kemanusiaan era modernitas ini.