Kategori Perbuatan Hukum (Studi Perbandingan Wahbah Az-Zuhaili dan Kansil)

Perbutan hukum muncul bersamaan dengan pembahasan hukum syara’. Ulama yang menggeluti bidang ilmu Ushul Fiqh kemudian membuat rumusan ruang lingkup yang dibahas dalam hukum syara’, dalam pembahasan ini hanya difokuskan pada tema perbuatan hukum atau mahkum bih. Seperti perbuatan melakukan shalat, puasa, zakat dan lainnya. Namun disini ada perbedaan secara substansial dan konseptual, Wahbah Az-Zuhaili mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan hukum adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah Swt kepada hambanya yang mukallaf. Seperti yang disebutkan dalam QS. Al-baqarah [2] ayat 43,yaitu perbuatan wajib melaksanakan shalat. Intinya perbuatan hukum atau mahkum bih menurut wahbah Az-Zuhaili adalah terkait dengan hukum syara’, sedangkan yang disebutkan oleh kansil adalah perbuatan hukum yang dilakukan secara sengaja dan akan menimbulkan akibat hukum Seperti mengadakan perjanjian sewa-menyewa. Pokok masalah di dalam penelitian ini ialah bagaimana perspektif Wahbah Az-Zuhaili dan Kansil tentang kategori perbuatan hukum? Bagaimana akibat dari perbedaan pemahaman terhadap kategori perbuatan hukum yang di rumuskan oleh Wahbah Az-Zuhaili dan Kansil? Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif, adapun jenis penelitian adalah studi kajian pustaka (library research). Analisis data penelitian ini menggunakan metode penelitian-hukun-komparatif. Jadi konsep perbuatan hukum yang dirumuskan oleh Wahbah Az-Zuhaili dan Kansil sama-sama menyebutkan adanya hubungan di antara perbuatan hukum yang dilakukan subjek hukum dengan akibat hukum. Dalam hal ini kategori perbuatan hukum dalam pandangan Wahbah Az-Zuhaili dan Kansil perlu adanya kajian lebih lanjut dan mendalam dari segi konteks yang berbeda.