Stigma Masyarakat terhadap Anak yang Berkonflik dengan Hukum (Studi Kasus di Kecamatan Tangan-Tangan Aceh Barat Daya)

Salah satu bentuk perlindungan anak adalah melindungi dari kekerasan dan perbuatan yang bersifat buruk terhadap perkembangan anak. Anak yang melakukan tindak pidana disebut dengan istilah anak yang berkonflik dengan hukum, sehingga anak harus terlibat ke dalam proses penyidikan, penuntutan, pemeriksaan (investigasi), dan sidang di pengadilan. Hal itu memungkinkan munculnya pandangan buruk berupa stigma negatif oleh masyarakat di wilayah tempat tinggalnya. Oleh karenanya, rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor anak berkonflik dengan hukum mendapatkan stigma negatif dari masyarakat Kecamatan Tangan-Tangan, untuk mengetahui apa penyebab masyarakat memberikan stigma negatif kepada anak yang berkonflik dengan hukum di Kecamatan Tangan-tangan serta bagaimana upaya perlindungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum oleh aparatur kecamatan Tangan-Tangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui metode observasi dan wawancara yang mendalam dengan narasumber untuk menemukan fakta-fakta dan mendeskripsikan suatu permasalahan yang akan dibahas. Hasil penelitian ini menemukan bahwa pemberian stigma negatif terhadap anak yang berkonflik dengan hukum di Kecamatan Tangan-Tangan di pengaruhi oleh perilaku anak yang telah mencermarkan nama baik gampong serta adanya ketidaksukaan beberapa masyarakat secara karakter personalitas anak. Selanjutnya, terkait stigma negatif oleh masyarakat Tangan-Tangan belum adanya kesadaran yang masif sebagai upaya perlindungan bagi anak yang berkonflik dengan hukum dengan menjauhi dari pelabelan stigma negatif kepada anak.