Hubungan Kepercayaan Diri Dengan Keterbukaan Diri (Self-Disclosure) Pada Remaja Di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh

Masa remaja merupakan suatu periode penting dalam rentang kehidupan manusia, karena merupakan masa transisi yang menghubungkan masa kanak-kanak dengan masa dewasa ditandai dengan adanya perubahan fisik, kognitif, sosial dan emosional. Saat emosi negatif yang dirasakan terus-menerus tanpa adanya penyelesaian yang baik akan menghambat seseorang untuk melakukan self-disclosure (keterbukaan diri). Salah satu faktor yang mempengaruhi self-disclosue adalah kepercayaan diri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan self-disclosure pada remaja di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh. Pendekatan dalam penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Pengambilan sampel mengunakan nonprobability sampling dengan teknik sampling jenuh. Populasi dalam penelitian ini seluruh remaja di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh dengan jumlah sampel sebanyak 69 remaja. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kepercayaan diri dan skala self-disclosure. Hipotesis dalam penelitian ini mengunakan teknik Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan self-disclosure (keterbukaan diri) pada remaja di Panti Asuhan Penyantun Islam Banda Aceh dengan nilai koefisien korelasi r = -0,331 dengan p = 0,005, yang artinya hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima (ditolak). Artinya semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki oleh remaja, maka semakin rendah self-disclosure yang dimiliki oleh remaja, begitupun sebaliknya.