Analisis Persepsi Pedagang Di Pasar Raya Meulaboh Terhadap Bank Syariah Pasca Konversi

Sejak diberlakukannya Qanun Aceh Nomor 11 tahun 2018 yang mengatur bahwa seluruh bank maupun lembaga keuangan yang beroperasi di Aceh harus menggunakan prinsip syariah. Bukan hanya Bank Aceh tetapi seluruh bank yang memiliki anak perusahaan yang terdapat di Aceh harus bertransisi dari konvesional ke prinsip syariah, hal ini juga dilatarbelakangi karena Aceh merupakan Bumi Serambi Mekkah. Namun pengkonversian bank konvensional menjadi bank syariah masih menimbulkan beragam persepsi baik positif maupun negatif di kalangan pedagang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui persepsi pedagang di Pasar Raya Meulaboh terhadap bank syariah pasca konversi yang dapat diukur dengan beberapa indikator yaitu kesan-kesan terhadap wujud institusi bank syariah, kesan-kesan terhadap pelayanan bank syariah, kesan-kesan terhadap SDM (sumber daya manusia) bank syariah dan kesan-kesan terhadap sistem bank syariah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui penyebaran kuesioner kepada
30 responden yang merupakan pedagang Pasar Raya Meulaboh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian pedagang sangat setuju dengan di konversikannya bank konvensional menjadi bank syariah, namun ada
sebagian yang tidak setuju dengan keputusan tersebut dikarenakan mereka merasa kalau sebenarnya bank konvensional yang dikonversi belum siap untuk menjalankan prinsip bank sesuai syariah, oleh karena itu sebagian pedagang menilai bahwa bank syariah pasca konversi untuk saat ini tidak 100% dapat dikatakan murni syariah. Selain itu masih ada sebagian pedagang yang tidak mengerti tentang akad dan produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh bank syariah karena kurangnya sosialisasi tentang perbankan syariah oleh pihak bank.